Aswaja akan Terus Menjadi Benteng Asean
NU Online · Selasa, 26 Oktober 2010 | 09:44 WIB
Puncak rangkaian Harlah ke-10 Nahdlatul Ulama Cabang Istimewa Malaysia (NUCIM) yang berlangsung dari 22-24 Oktober 2010 diisi dengan acara Malam Silaturrahim dan Pengajian Akbar yang dihadiri oleh KH Said Aqil Siraj.
Acara yang diadakan di daerah Balakong, Selangor ini dihadiri oleh ribuan warga nahdliyyin yang datang dari berbagai daerah lain.<>
Dalam ceramahnya yang cukup panjang, KH Said Aqil Siradj menceritakan secara kronologis proses Islamisasi yang berlaku di Nusantara ini berjalan tanpa kekerasan dan pertumpahan darah sedikitpun.
Hal ini menurutnya karena jasa besar dan pendekatan pendakwah Islam yang terkenal dengan sebutan Walisongo yang menyebarkan dakwahnya dengan penuh hikmah, sopan santun dan menghargai kearifan lokal sebagai mediator utama Islamisasi yang sekaligus menenggelamkan kerajaan Hindu Majapahit, Budha di Sriwijaya, dan Pajajaran.
Ini juga berlaku di Malaysia dengan cepatnya pengislaman sultan-sultan melalui kaedah yang sama.
Oleh karena itu, meskipun dewasa ini terjadi fenomena aksi radikalisme atas nama agama, akan tetapi itu sama sekali tidak mencerminkan sikap beragama mayoritas di Indonesia karena bertentangan dengan pegangan mainstream umat Islam yang diwakili oleh NU.
“Jadi, misalnya ada aksi kekerasan atau orang yang menganjurkan kekerasan, dipastikan itu bukan orang NU dan juga mengingkari watak orang Indonesia yang cinta perdamaian,” katanya.
Oleh karena itu, Kang Said juga yakin kawasan Nusantara (Indonesia dan Malaysia) akan aman dan sejahtera selagi amalan dan ideologi Aswaja dipegang secara teguh.
Terkait dengan acara silaturrahim yang digagas NU Malaysia ini, Ketua NUCIM H. Amin Fadlilliah, MA menyatakan bahwa NUCIM akan berusaha menjadi jembatan komunikasi dan wadah antara NGO Islam di Malaysia dan Indonesia.
Kehadiran beberapa wakil NGO Islam Malaysia di rangkaian acara Harlah ini menjadi bukti bahwa NU semakin diakui eksistensinya di Malaysia. Amin juga berharap NUCIM juga mampu menjadi mediator dan berperan dalam menyelesaikan konflik hubungan Indonesia dan Malaysia yang akhir-akhir sempat memanas.
Hal ini juga dinyatakan oleh Ahmad Saparudin yang menyatakan ABIM bersedia menjadi patner NUCIM dalam memperkuat tali silaturrahim antar umat Islam di Indonesia dan di Malaysia.
Dalam kesempatan yang sama, Joko Harjanto selaku Minister Councellor Politic yang menyatakan KBRI sangat mendukung usaha NU untuk mengokohkan pondasi bangsa melalui pendekatan moderatnya di tengah-tengah isu radikalisme agama.
Dalam kesempatan itu juga Joko mengucapkan selamat Harlah kepada NU Malaysia yang berusia 10 tahun. Beliau berharap NU Malaysia semakin matang dan mampu memberikan konstribusi penting dalam masyarakat Indonesia yang ada di Malaysia.
Turut hadir juga Minister Councellor Politik KBRI Joko Harjanto, Ahmad Saparudin Wakil Presiden ABIM (NGO Islam terkemuka di Malaysia), Encik Nizar Effendi pejabat daerah kawasan Balakong, berbagai ormas dan paguyuban, organisasi mahasiswa, pimpinan parpol Indonesia yang ada di Malaysia, dan berbagai komponen masyarakat yang lain. (mad)
Terpopuler
1
Inilah Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
2
10 Muharram Waktu Terjadinya 7 Peristiwa Penting Para Nabi
3
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
4
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
5
Doa-Doa Pilihan di Hari Asyura, Dapat Hindarkan dari Matinya Hati
6
Khutbah Jumat: Keistimewaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Terkini
Lihat Semua