Warta

Aspirasi Pelajar Muslim di Inggris Kurang Diperhatikan

NU Online  ·  Rabu, 9 Juni 2004 | 15:30 WIB

London, NU Online
Sistem pendidikan Inggris dinilai  gagal mengakomodasi kebutuhan para pelajar Muslim di negeri itu. Beberapa kegiatan dan keseharian di sekolah diketahui tidak sejalan dengan  norma Islam.  Sebuah studi independen akhirnya  menawarkan kebijakan untuk mengatasi problem tersebut. Demikian penelitian terbaru yang dirilis harian Inggris terkemuka, Guardian, Rabu, (8/6).

Penelitian itu merekomendasikan pada pemerintah beberapa hal, antara lain; mengamandemen kurikulum, mempekerjakan seorang guru Islam dalam sekolah-sekolah pemerintah dimana mayoritas muridnya adalah Muslim.

<>

Selain itu, penelitian yang dilakukan para akademisi dan pendidik tersebut meminta pemerintah meralat kembali kebijakan pendidikan yang mengarah pada pembauran murid laki-laki dan wanita secara bebas di sekolah-sekolah. Demikian harian Guardian mengungkapkan.

“Masih ada beberapa kawasan di Inggris yang mayoritas penduduknya Muslim, namun tidak mendapat pelayanan pendidikan yang sesuai dari sekolah-sekolah, baik yang didanai pemerintah maupun swasta,” tulis dokumen penelitian pendidikan itu, yang akan dipaparkan dalam DPR Inggris (House of Commons), Kamis (10/6) besok.

Dokumen itu juga menawarkan adanya pendidikan agama wajib bagi pelajar usia 14 sampai 16 tahun, dengan predikat baru level-A dalam studi-studi Islam. Selain itu pemerintah perlu menyelenggarakan pelatihan kesadaran beragama bagi para staf sekolah dan pegawai pemerintah kota.

“Ini sesuatu yang lazim ditemukan, bahwa staf non-Muslim tidak menyadari, bahkan masalah-masalah mendasar paling sensitif ini. Contohnya, soal kebutuhan makanan dan cara berpakaian,” jelas dokumen itu.

Studi itu menyebutkan, pengorganisasian pelajaran masak-memasak dan dansa-dansi, juga melibatkan anak-anak Muslim selama bulan Ramadan. Atau sekolah menyajikan murid-murid pria Muslimnya dengan hidangan daging babi pada saat ada jamuan makan malam sekolah. Ini sebagian contoh kasus yang disebutkan dalam dokumen itu. Di masa  mendatang diharapkan, sekolah mengajarkan sesuatu yang tidak bertentangan dengan agama. ( MA/io)