Warta

As'ad Ali: PBNU akan Berdayakan Ekonomi Umat

NU Online  ·  Senin, 17 Mei 2010 | 03:09 WIB

Brebes, NU Online
Meskipun menjadi organisasi Islam terbesar di seluruh dunia, tapi keberadaan  anggota Nahdlatul Ulama (NU) masih terpinggirkan. Utamanya dalam bidang pemberdayaan ekonomi umat.

“Ini titik lemah kita yang harus diakui bersama,” ujar Wakil Ketua Umum Pengurus Besar (PBNU) As’ad Said Ali saat menyampaikan sambutan pada haul ke-23 KH Syamsuriyah di Desa Jagalempeni Kec. Wanasari Brebes Ahad (16/5).<>

Menurut As’ad, ada 60 persen Nahdliyin yang berpenghasilan di bawah Rp 1 juta per bulan. “Sedang yang berpenghasilan 5 juta rupiah per bulan hanya 1 persen,” terangnya.

Untuk itu, lanjutnya, PBNU akan memprogramkan pemberdayaan ekonomi umat. PBNU akan menggandeng pemerintah dan pihak-pihak yang berkiprah dibidang pemberdayaan ekonomi.

Tapi sebelumnya, kata Wakil Kepala BIN itu, akan kelola dulu potensi pendayagunaan permodalan. Juga melihat kebutuhan warga, sejauh mana kebutuhannya. Sehingga ketika menumbuhkembangkan Bank Perkreditan Rakyat Syariah, Syirkah dan unit-unit ekonomi lainnya.

Selain itu, Nahdliyin juga harus menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Utamanya pada generasi mudanya. Kalau persoalan peningkatan kajian keagamaan, NU adalah gudangnya. “Karena 92 persen Anggota NU pasti taat beragama,” terangnya.

Artinya, meskipun dari segi agama mumpuni tapi penguasaan Iptek mutlak diperlukan. Sehingga NU yang sudah Go International makin kokoh menapakan jejaknya.

Sehingga pada akhirnya, masih kata As’ad, NU memiliki kemandirian. “Jangan lagi-lagi NU hanya dilemahkan terus, seperti dalam hal politik warga NU cukup diberi uang 5 sampai 10 ribu kemudian manut,” bandingnya.

Nahdliyin, sudah saatnya mendayagunakan kekuatannya dengan cerdas tanpa harus di bodohi. Kelemahan perkonomian umat, harus disudahi dengan berbagai upaya yang barokah. Sehingga di tangan NU Negara akan menjadi Baldatun Toyibatun warobun ghofur. (was)