Jakarta, NU Online
Para menteri luar negeri ASEAN Regional Forum (ARF) menggarisbawahi pentingnya menghindari dikaitkannya terorisme dengan agama atau kelompok etnis tertentu, dan pemberdayaan kelompok moderat dalam menghadapi isu terorisme.
Demikian salah satu butir dalam ARF Chairman's Statement yang disampaikan pada akhir rangkaian acara ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conference dan ARF di Jakarta, Jumat (2/7) lalu.
<>Para menlu menegaskan kembali bahwa terorisme, terlepas dari asalnya, motivasi atau tujuannya merupakan ancaman bagi seluruh masyarakat dan negara. Mereka juga menegaskan adalah kepentingan bersama untuk menjaga perdamaian, stabilitas, keamanan dan kesejahteraan ekonomi di kawasan dan dunia.
"Para menlu menegaskan pentingnya menghindari dikaitkannya terorisme dengan agama atau kelompok etnis tertentu," kata Menlu Hassan Wirajuda yang menyampaikan hasil akhir ARF kepada pers.
Para menlu setuju bahwa kampanye menentang terorisme harus dilakukan dalam kerja sama dan kesesuaian penuh dengan tujuan dan prinsip dari Piagam PBB dan selaras dengan prinsip-prinsip hukum internasional.
Dalam membahas isu terorisme, diskusi berkembang luas, para peserta mencatat pentingnya pemberdayaan kelompok moderat (empowering the moderats) dalam menghadapi isu terorisme.
Indonesia juga menyampaikan hasil-hasil dari Konferensi Cendekiawan Muslim Internasional (ICIS) pada Februari 2004 yang diprakarsai RI guna menanggapi bias yang berkembang di masyarakat internasional mengenai Islam. Antara lain, menyatakan kecaman atas tindak terorisme dalam segala bentuknya dan manifestasinya dan menolak pengidentifikasian terorisme dengan agama khususnya Islam.
ARF mencatat bahwa pandangan cendekiawan Muslim dari seluruh bagian dunia atas kenyataan bahwa kampanye terhadap terorisme hanya dapat dimenangkan melalui upaya yang seimbang dan komprehensif, khususnya mengatasi secara jujur faktor-faktor penyebab terorisme termasuk kemiskinan, intoleransi, dan ketidakadilan.
Dibahas juga kerja sama dalam memperkokoh keamanan kawasan. Berbagai pemikiran disampaikan mengenai keamanan transportasi dalam rangka menanggulangi terorisme internasional.
Forum ARF tidak hanya membahas isu-isu regional, tetapi juga isu internasional yang berdampak pada kawasan termasuk keamanan, terorisme, kejahatan transnasional masalah nonproliferasi dan Semenanjung Korea.
Para menlu ARF menyambut Deklarasi ASEAN Concord II (Bali Concord II) pada KTT ASEAN II yang mengakui peran ARF sebagai forum utama dalam meningkatkan kerja sama politik dan keamanan di Asia Pasifik .
ARF menyambut disetujuinya ASEAN Security Community (ASC) sebagai salah satu pilar ASEAN yang akan menjamin negara-negara di kawasan hidup secara damai satu sama lain dalam suasana adil, demokratis, dan harmoni.
Anggota ARF, 10 ASEAN (Brunei, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja dan Myanmar), Australia, Kanada, Cina, Uni Eropa, Jepang Selandia Baru, Papua Nugini, Korea Selatan, Korea Utara, Rusia, Amerika Serikat (AS), India, Mongolia, dan Pakistan. (Sp/Cih)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua