Warta

Ansor: Polri Jangan Asal Main Tembak

NU Online  ·  Kamis, 3 November 2011 | 00:19 WIB

Semarang, NU Online
Setelah PP GP Ansor dan PC GP Ansor Sidoarjo, kini giliran PC GP Ansor Kota Semarang mengecam aksi brutal anggota Reskrim Polres Sidoarjo terhadap salah seorang pengurus GP Ansor Sidoarjo Riyadhus Sholihin yang  tewas ditembak pada Jumat (28/10) lalu.

Dalam kecamannya itu, GP Ansor Kota Semarang mendesak Polri untuk tidak melakukan tindakan gegabah/ semena-mena dan segera mengusut tuntas kasus tersebut.
<>
“Kita minta Polri jangan asal main tembak saat melakukan pengamanan terhadap masyarakat. Karena dampaknya nanti, akan merugikan masyarakat juga,” tegas Ketua GP Ansor Kota Semarang Syaichu Amrin melalui Sekretaris Rahul Syaiful Bahri, kemarin.

Ia juga mengatakan seharusnya Polri bijaksana dalam melakukan tindakan pengamanan, terlebih pada organisasi kemasyarakatan yang notabene kerap berperan aktif di tengah masyarakat. Tidak hanya bijaksana dalam bertindak, lanjut dia, tapi sikap saling menghormati harus bisa ditunjukkan oleh setiap anggota Polri.

“Ke depan, saya berharap, tidak ada lagi tindakan asal main tembak tersebut. Hal itu tidak hanya ditujukan kepada ormas tapi juga semua orang. Kita harus bisa saling menghormati!” tegasnya lagi.

Diharapkannya pula, dalam memproses oknum tersebut, Polri harus melakukan pengusutan secara obyektif. Selain itu, ia juga berharap, tidak ada tindakan memutar balikkan fakta seputar tewasnya Riyadhus Sholihin.

“Kita berharap proses pengusutan segera ditangani dengan serius sesuai porsinya agar oknum yang telah menembak dapat dihukum,” katanya.

Salat Gaib

Untuk menghormati almarhum Riyadhus Sholihin, GP Ansor Kota Semarang menggelar salat gaib di Kantor Polrestabes Semarang, Selasa (1/1) malam. Beralih dari rencana semula di kantor PCNU Kota Semarang Jalan Puspogiwang I/47 Semarang.

Dalam kesempatan tersebut GP Ansor melayangkan surat pernyataan sikap yang ditujukan kepada Kapolrestabes Semarang Elan Subilan.

Salat gaib diikuti semua anggota DP Ansor dari seluruh  16 kecamatan se-Kota Semarang ditambah dengan 100 personil Banser. Selaku imam, Kyai Abdul Jamil.

“Kami minta polisi segera mengusut tuntas dan meminta sikap bijaksana kepada Ansor yang selama ini telah ikut membesarkan nama bangsa,” ujarnya.

Seperti diketahui, Riyadhus Sholihin tewas ditembak oleh anggota Reskrim Polres Sidoarjo sekitar pukul 02.30 Jumat (28/10) dini hari, setelah sebelumnya menyerempet seorang polisi dengan mobilnya di depan GOR Delta Sidoarjo. Dalam keterangan, Polda Jatim sempat menuding, Riyadhus mengeluarkan celurit saat didatangi petugas untuk melawan tapi akhirnya tak berdaya setelah peluru menembus tubuhnya.

GP Ansor sendiri tak memercayai keterangan tersebut karena, dalam kesehariannya, Riyadhus hanyalah seorang guru ngaji yang tak mungkin melakukan perlawanan fisik dengan menggunakan senjata tajam.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Muhammad Ichwan