Salah satu siswa sebuah SMA Negeri di Kabupaten Demak menjadi korban pencucian otak yang diduga dilakukan kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Fakta ini membuktikan gerakan “cuci otak“ yang dilakukan kelompok radikal Islam telah merambah ke sekolah-sekolah.
Demikian diungkapkan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bidang Dakwah dan Pengembangan Pesantren, H Yaqut Cholil Qoumas di Semarang Rabu (4/5) <>kemarin.
Siswa ini yang diduga jadi korban NII ini terungkap dalam kegiatan Pesantren Kilat (sanlat) yang digelar PP GP Ansor bekerja sama dengan Yayasan Mata Air di Ponpes Al Fatah Demak, 28 April-30 Mei ini.
H Yaquth Cholil menambahkan, siswa berinisial MI itu memiliki pandangan dan pemikiran yang aneh. Dalam buku milik MI juga ditemukan banyak tulisan tentang konsep negara Islam, salah satunya pada 2025 akan berdiri Negara Islam Indonesia.
“Kami sedang melakukan treatment untuk memulihkan kondisi psikologisnya. Kami beri pemahaman yang benar tentang Islam,“ tegas Gus Tutut panggilan akrabnya.
Gus Tutut yang juga ketua DPC PKB Rembang itu mengaku resah dengan kasus ini. Pasalnya, kasus pencucian otak di kalangan siswa terjadi di Demak yang notabene adalah kota santri dan selama ini dikenal toleran serta kondusif.
“Kota wali saja bisa tersusupi, apalagi kota lain,“ imbuhnya sebagaimana dikutip Suara Merdeka.
Untuk itu, lanjutnya, radikalisme harus diberantas. Radikalisme Islam tak akan selesai dengan matinya Imam Samudra, bahkan Usamah bin Ladin sekalipun.
"Radikalisasi ibarat jenggot, meski dicukur tetap tumbuh.Akar radikalisasi adalah pemikiran. Karenanya, gerakan pemikiran harus dilawan dengan pemikiran." imbuh mantan wakil bupati Rembang.
Selain itu, sekolah dan perguruan tinggi harus membuat aktivitas atau kegiatan kreatif untuk menangkal gerakan radikal dengan memberikan pemahaman yang benar tentang konsep Islam yang rahmatan lil'alamin, Islam yang sejuk bagi semua.
Kegiatan pesantren kilat yang diadakan GP Ansor itu, hingga kini dilaksanakan serentak 25 kabupaten/kota di seluruh Tanah Air mulai 28 April hingga 30 Mei. Termasuk di Kabupaten Kudus yang diselenggarakan di Ponpes As-sa'diyah desa Kirik Mejobo Kudus. (adb)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua