Amerika: Berita Itu Mentah dan Belum Lengkap
NU Online · Jumat, 11 Maret 2011 | 11:29 WIB
Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel dalam keterangan persnya bersama Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, menyatakan keprihatinan yang mendalam dan menjelaskan jika berita yang termuat di WikiLeaks adalah informasi mentah, belum lengkap, prematur, dan belum dibuktikan kebenarannya.
Dengan klarifikasi pemerintah AS tersebut, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyampaikan apresiasinya. "Tapi kita mencatat betapa cepatnya pemerintah AS memberi tanggapan resmi, ini sikap sangat baik," kata Marty di Jakarta, Jumat (11/3).
<>
Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Kedutaan Besar AS di Indonesia menyampaikan penyesalan terdalamnya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rakyat Indonesia atas pemberitaan harian Australia, The Age dan Sydney Morning Herald yang memuat informasi dari WikiLeaks yang menuding Yudhoyono menyalahgunakan kekuasaan.
Seperti diketahui, informasi dari WikiLeaks tersebut merupakan bocoran dari kawat-kawat rahasia Kedubes AS di Jakarta.
Seperti diungkapkan Menteri Luar Negeri AS, Amerika Serikat sangat menyesal pembocoran informasi apa pun yang dimaksudkan sebagai rahasia, termasuk pembicaraan pribadi antara rekan sejawat atau penilaian dan observasi pribadi dari diplomat Amerika.
“Kebijakan luar negeri resmi kami tidak ditetapkan melalui pesan-pesan ini, tetapi secara resmi disampaikan di Washington," katanya.
Penerbitan oleh harian The Age dan Sydney Morning Herald tersebut, menurut pemerintah AS tidaklah bertanggung jawab. Pada dasarnya, laporan lapangan dari Indonesia ke Washington yang disampaikan melalui kawat-kawat diplomatik tersebut merupakan laporan mentah, belum lengkap, prematur, dan belum dibuktikan kebenarannya.
"Dokumen-dokumen itu tidak dapat dilihat secara berdiri sendiri atau mewakili kebijakan AS," ujarnya. Kedutaan AS juga mengatakan bahwa selama ini Amerika Serikat merasa beruntung memiliki mitra seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Terkait bocornya kawat-kawat rahasia AS di situs WikiLeaks, Kedutaan Besar AS mengutuk hal tersebut. Pembocoran informasi oleh situs milik Julian Assange itu dinilai berpotensi merusak hubungan antar negara.
"Pengungkapan informasi rahasia yang tidak sah oleh WikiLeaks berimplikasi pada nyawa dari individu yang disebutkan berada dalam bahaya tapi juga bagi kerjasama antara negara-negara," tambah Scot. (amf/ant)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua