Jakarta, NU.Online
Surat kabar Arab Al-Quds al-Arabi,Minggu, menyatakan menerima pengakuan bertanggung jawab dari jaringan al-Qaidah untuk pemboman dua sinagog di Istanbul.
"Brigade Abu Hafz al-Masri telah menghantamkan pukulan mematikan setelah mengawasi agen-agen intelijen Yahudi dan memutuskan bahwa lima dari mereka sedang berada di dalam dua sinagog di pusat Istanbul," kata al-Qaidah dalam pernyataannya lewat email ke suarat kabar berkedudukan di London tersebut.
<>Brigade al-Qaidah yang menggunakan nama kepala operasi militernya yang tewas akibat serangan Amerika Serikat di Afghanistan bulan Oktober 2001, secara tidak langsung memberi peringatan akan melakukan serangan-serangan serupa di Amerika Serikat.
Serangan pada hari Sabtu di Istanbul itu menghancurkan dua tempat peribadatan umat Yahudi dan menewaskan 23 orang serta melukai sekitar 300 orang lainnya. "Kami sampaikan kepada penjahat Bush dan kaki tangannya di kalangan orang-orang Arab dan orang asing, khususnya di Inggris, Italia, Australia dan Jepang: anda akan melihat mobil-mobil kematian di hadapan matamu di pusat kota tirani," kata pernyataan al-Qaidah itu.
"Itu tak akan terbatas di Baghdad, Riyadh, Istanbul, Djerba, Nasiriyah dan Jakarta," kata pernyataan itu, dengan menyebutkan daftar kota tempat serangan-serangan bom yang memakan korban besar sebelumnya.
Peringatkan Jepang
Sementara itu koran Arab Saudi yang bermarkas di London, Al-Majallah, menerima sebuah pesan dari Al Qaeda yang memperingatkan melakukan sebuah serangan ke jantung kota Tokyo, apabila Jepang mengirimkan pasukannya untuk bergabung dengan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat di Irak, kata koran tersebut, Minggu (16/11/2003).
"Apabila mereka ingin menghancurkan kekuatan ekonomi mereka dan menginjak-injak harga diri mereka dengan bertempur dengan Allah, silakan datang ke Irak. Serangan kami akan mencapai jantung Kota Tokyo," kata Abu Mohammed al-Ablaj, yang diduga sebagai seorang pemimpin Al Qaeda, dalam sebuah email yang diterima oleh Saudi Weekly.
Pada hari Kamis (13/11/2003) lalu, sehari setelah peledakan bom di Irak Selatan, yang menewaskan 19 warga Italia dan 9 warga Irak, Jepang menunda pengiriman pasukannya ke Irak hingga akhir tahun ini.
Kepala Badan Pertahanan Jepang, Shigeru Ishiba, mengatakan Tokyo tetap bertahan dengan komitmennya untuk membantu membangun Irak, namun waktu pengiriman pasukan Jepang tergantung dengan situasi keamanan di Irak. (rtr/ant/ind/cih)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
6
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
Terkini
Lihat Semua