Alhafiz Kurniawan
Penulis
Orang beriman dalam Al-Qurāan dihadap-hadapkan dengan orang munafik. Keimanan berseberangan dengan kemunafikan. Pasalnya, orang munafik atau kemunafikan termasuk ke dalam kategori orang kafir atau kekafiran karena mereka hakikatnya bukan orang yang beriman.
Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan Al-Baqarah ayat 8 tentang orang munafik sebagai berikut:
ŁŁŲ²ŁŁŁŲŖŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŁŁŁ(Ł¢) Ų¹ŁŲØŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŁŁŲ ŁŁŁ
ŁŲ¹ŁŲŖŁŁŲØŁ ŲØŁŁŁ ŁŁŲ“ŁŁŁŲ±ŁŲ ŁŁŲ¬ŁŲÆŁŁ ŲØŁŁŁ ŁŁŁŁŲ³Ł ŁŁŲ£ŁŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŁŁŁ
Ł ŲŁŁŁŲ«Ł Ų£ŁŲøŁŁŁŲ±ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ©Ł Ų§ŁŁŲ„ŁŲ³ŁŁŁŲ§Ł
Ł ŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŲ§ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ ļ·ŗ ŁŁŲ£ŁŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŁŁ ŁŁŲ§Ų¹ŁŲŖŁŁŁŲÆŁŁŲ§ Ų®ŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ£ŁŁŁŲ«ŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŲÆŁ
Artinya, ā(Al-Baqarah ) Ayat 8 ini turun mengenai kaum munafik, yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul, Muāattib bin Qusyair, Jadd bin Qais, berikut para pengikutnya yang menyatakan secara lisan memeluk Islam bersama Nabi dan para sahabatnya. Tetapi mereka meyakini sebaliknya. Mayoritas mereka berasal dari kalangan Yahudi Madinah,ā (Al-Husain bin Masāud Al-Baghawy, Maāalimut Tanzil, [Riyadl, Darut Thayyibah: 1409 H], juz I, halaman 65).
Oleh karena itu, Rasulullah SAW bersabda:
ŁŁŲ§ŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ļ·ŗ: (Ų§ŁŁŲ„ŁŁŁ
ŁŲ§ŁŁ Ł
ŁŲ¹ŁŲ±ŁŁŁŲ©Ł ŲØŁŲ§ŁŁŁŁŁŁŲØŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁŁŁŲ³ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŁŁŲ§ŁŁ). Ų£ŁŲ®ŁŲ±ŁŲ¬ŁŁŁ Ų§ŲØŁŁŁ Ł
ŁŲ§Ų¬ŁŁŁ ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŁŁŁĀ
Artinya, āRasulullah SAW bersabda, āIman itu pengenalan dengan hati, pelafalan secara lisan, dan pengamalan dengan anggota badan,āā (HR Ibnu Majah).
Banyak Yahudi Madinah memilih sikap munafik untuk menyelamatkan diri dan menyelamatkan aset-aset material mereka. Mereka memilih untuk munafik sambil menunggu siapa yang menang antara pasukan Muhammad dan pasukan Quraisy hanya untuk kepentingan materi semata.
ŁŲ³Ų¦Ł Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁ
ع٠عŁŲ§Ł
Ų© Ų§ŁŁ
Ų¤Ł
Ł ŁŲ§ŁŁ
ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ§Ł Ų„Ł Ų§ŁŁ
Ų¤Ł
Ł ŁŁ
ŲŖŁ ŁŁ Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© ŁŲ§ŁŲµŁŲ§Ł
ŁŲ§ŁŲ¹ŲØŲ§ŲÆŲ© ŁŲ§ŁŁ
ŁŲ§ŁŁ ŁŁ
ŲŖŁ ŁŁ Ų§ŁŲ·Ų¹Ų§Ł
ŁŲ§ŁŲ“Ų±Ų§ŲØ ŁŲ§ŁŲØŁŁŁ
Ų©
Artinya, āRasulullah saw ditanya tentang tanda orang beriman dan orang munafik. Rasulullah menjawab, āOrang beriman selalu bimbang pada sembahyang, puasa, dan ibadah. Sedangkan orang munafik bimbang pada makanan dan minuman seperti binatang ternak,āā (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz III, halaman 75).
Hatim Al-Asham menyebutkan sifat-sifat orang beriman dan orang munafik. Orang yang beriman sibuk tafakur dan mengambil pelajaran. Sedangkan orang munafik sibuk dengan katamakan dan angan-angan. Orang yang beriman berputus asa dari semua orang kecuali Allah. Sedangkan orang munafik berharap kepada manusia kecuali Allah.
Orang yang beriman merasa aman dari kejahatan manusia kecuali azab Allah. Sedangkan orang munafik merasa takut kepada manusia kecuali siksa Allah. Orang beriman mengorbankan hartanya untuk membela agama. Sedangkan orang munafik mengorbankan agama untuk membela hartanya. Orang beriman berbuat baik dan menangis. Sedangkan orang munafik berbuat buruk dan tertawa.
Orang beriman, kata Hatim, menyukai khalwat dan kesendirian. Sedangkan orang munafik senang keramaian dan perkumpulan. Orang yang beriman menanam dan khawatir tanaman rusak. Sedangkan orang munafik mencabut tanaman dan berharap hasil. Orang beriman melakkan amar makruf dan nahi mungkar sebagai siasat untuk kemaslahatan. Sedangkan orang munafik melakukan keduanya untuk meraih kekuasaan dan merusak. (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: III/75). Wallahu aālam. (Alhafiz Kurniawan)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua