Sejarah menyebutkan Nabi membangun komunitas masyarakat Madinah dengan masjid sebagai porosnya. Umat Islam masa awal banyak berinteraksi dengan Nabi dan sesama umat muslimin di masjid Nabawi.
Tapi Nabi bukan orang yang hanya berdiam di masjid, sibuk dengan ibadah sendiri. Surah Al-Furqan ayat 20 menyebutkan:
ŁŁŁ
ŁŲ§ Ų£ŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲØŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ·ŁŁŲ¹ŁŲ§Ł
Ł ŁŁŁŁŁ
ŁŲ“ŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ³ŁŁŁŲ§ŁŁ...
Artinya, āKami tidak mengutus sebelummu para rasul, melainkan sesungguhnya mereka sungguh memakan makanan (seperti kalian) dan berjalan di pasar...ā
Secara eksplisit ayat tersebut menunjukkan perilaku Nabi sebagaimana manusia umumnya: makan dan minum seperti biasa, juga berinteraksi dan berniaga di pasar. Di masa mudanya Nabi Muhammad pun berdagang-yang dalam prosesnya mempertemukan beliau dengan sosok Khadijah binti Khuwailid.
Nabi pernah menyebutkan dalam hadits tentang kemuliaan masjid dan keburukan pasar. Salah satu hadits yang sering dikutip adalah sebagai berikut:
Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŲ±ŁŲ©Ł Ų£ŁŁŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
ŁŲ ŁŁŲ§ŁŁ: «أŁŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲ§ŲÆŁ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ł
ŁŲ³ŁŲ§Ų¬ŁŲÆŁŁŁŲ§Ų ŁŁŲ£ŁŲØŁŲŗŁŲ¶Ł Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲ§ŲÆŁ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų£ŁŲ³ŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§Ā»
Artinya, āDiriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda, āNegeri (tempat) yang paling dicintai Allah adalah pada masjid-masjidnya, dan tempat yang paling dimurkai Allah adalah pasar-pasarnya,āā (HR Muslim).
Keramaian pasar, dengan segala ingar-bingar, kekumuhan, kerusuhan, dan kongkalikong di dalamnya dipandang sebagai tempat yang buruk dan bahkan, dimurkai Allah. Padahal, perekonomian kita hidup di pasarāterlebih pasar-pasar tradisional.
Lantas apakah jika kita bekerja atau berniaga di pasar, hal itu membuat Allah murka kepada kita?
Terkesan bertentangan antara keterangan ayat di awal artikel ini, dengan hadits di bawahnya. Bagaimana bisa Nabi beraktivitas di tempat yang dimurkai Allah?Ā
Perlu pemahaman yang lebih bijak tentang maksud, āPasar adalah tempat yang dimurkai Allah.ā Hemat penulis, tidak ada yang salah dengan aktivitas niaga di pasar. Mengenai keutamaan masjid dibanding pasar tersebut, Imam An-Nawawi memaparkan dalam Syarah Shahih Muslim berikut:
ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲ§ŲÆŁ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŲ³ŁŲ§Ų¬ŁŲÆŁŁŁŲ§ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŁŁŁŁŲŖŁ Ų§ŁŲ·ŁŁŲ§Ų¹ŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŲ£ŁŲ³ŁŲ§Ų³ŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲØŁŲŗŁŲ¶Ł Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲ§ŲÆŁ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲ³ŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŗŁŲ“ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ®ŁŲÆŁŲ§Ų¹Ł ŁŁŲ§ŁŲ±ŁŁŲØŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁŲ£ŁŁŁŁ
ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų°ŁŲØŁŲ©Ł ŁŁŲ„ŁŲ®ŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ¹ŁŲÆŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ„ŁŲ¹ŁŲ±ŁŲ§Ų¶Ł Ų¹ŁŁŁ Ų°ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲŗŁŁŁŲ±Ł Ų°ŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁ
ŁŁŲ§ ŁŁŁ Ł
ŁŲ¹ŁŁŁŲ§ŁŁĀ
Artinya, āNabi bersabda, ātempat yang paling dicintai Allah adalah masjidā karena masjid merupakan tempat ketaatan, dan didirikan atas dasar ketakwaan. Sedangkan kalimat ātempat yang paling Allah benci adalah pasarā, karena di pasar adalah tempat tipu-tipu, riba, janji-janji palsu, dan mengabaikan Allah, serta hal serupa lainnya,ā (Lihat Imam An-Nawawi, Syarah An-Nawawi āala Sahih Muslim, [Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1392 H).
Melalui keterangan Imam An-Nawawi di atas, dapat dipahami bahwa masjid itu mulia karena perilaku orang di dalamnya, demikian halnya di pasar, ia menjadi tempat yang tidak disukai Allah karena hal yang dilakukan di sana.
Menurut Imam As-Suyuthi, sebagaimana dikutip Syekh Ali bin Muhammad bin āIllan dalam Dalilul Falihin li Thuruq Riyadhus Shalihin hadits di atas adalah bentuk ungkapan tempat dengan disifati atas hal yang dilakukan di dalamnya (majaz washfil makan bi shifati ma yaqaāu fiihi).
Sederhananya, masjid itu mulia bukan sebab ādirinya sendiriā atau memang secara dzat-nya sudah mulia, melainkan karena perilaku kebajikan di dalamnya seperti zikir, membaca Al-Quran, shalawat, majelis ilmu maupun aksi sosial.
Demikian pula Allah membenci pasar, karena keburukan yang dilakukan di dalam pasar, baik dari segi perniagaan maupun komunikasi antarsesama. āAla kulli hal, tidak ada yang salah dengan aktivitas niaga kita di pasar atau pusat perbelanjaan lain, selama menjaga diri dari tindakan yang dapat merugikan sesama, alih-alih memicu konflik.
Begitupun di masjid, mestinya diisi dengan kegiatan yang baik, bukan dengan hal-hal buruk yang dianggap lumrah di pasar. Caci maki, tipu-tipu, agaknya akan mencederai kemuliaan masjid. Ingat, kemuliaan orang yang ada di masjid bukan semata-mata karena berdiam di sana, tapi tergantung apa yang dilakukan. Wallahu aālam. (Muhammad Iqbal Syauqi)