Imam Al-Ghazali Jelaskan Signifikansi Doa di Tengah Takdir Allah
NU Online · Jumat, 20 April 2018 | 14:45 WIB
Upaya Imam Al-Ghazali ini berangkat dari keresahan sebagian orang terkait relasi doa dan ketentuan Allah. Bagi sebagian orang, doa merupakan salah satu perintah Allah yang sulit dimengerti. Sementara Allah sudah menentukan segalanya untuk manusia.
Keterangan Imam Al-Ghazali ini dikuti oleh Imam An-Nawawi sebagai berikut:
Artinya, “Fasal, Imam Al-Ghazali mengatakan, bila ada pertanyaan, ‘Apa faedah doa di saat yang sama ketentuan (qadha) Allah tak bisa ditolak?’ ketahuilah, kata Imam Al-Ghazali, tolak bala melalui doa merupakan bagian dari qadha secara global. Doa menjadi sebab tolak bala dan sebab turunnya rahmat-Nya sebagaimana perisai menjadi sebab penolak senjata dan air menjadi sebab tumbuhnya tanaman di tanah. Ilustrasinya seperti perisai yang menolak anak panah sehingga keduanya saling berlawanan sebagaimana doa dan bala. Secara sengaja mengosongkan tangan kosong tanpa senjata bukan menjadi syarat atas pengakuan qadha. Allah berfirman, ‘Hendaklah mereka waspada dan siapkan senjata,’ (An-Nisa ayat 102). Allah menentukan suatu hal dan menjadikan penyebabnya,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 342).
Dari kutipan ini, kita dapat memahami bahwa doa merupakan sebuah perintah Allah yang memiliki nilai ibadah. Selain itu, doa merupakan salah satu bentuk ikhtiar manusia dalam mengatasi masalah-masalah kehidupan mereka.
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa doa merupakan salah satu senjata orang beriman dalam menolak bala. Doa dengan keutamaan nilai ibadah di dalamnya cukup efektif untuk menolak atau setidaknya mengurangi bala yang ditentukan oleh Allah SWT.
Kalau secara lahiriyah doa tidak juga menghindari kita dari bala dan bencana yang dikhawatirkan, setidaknya doa sudah menjadi bukti kehambaan kita kepada Allah sebagai keterangan Syekh Ibnu Athaillah dalam Al-Hikam berikut ini:
Artinya, “Jangan maknai permintaanmu sebagai sebab atas pemberian Allah yang itu menunjukkan kekurangpengertianmu terhadap-Nya. Hendaklah sadari bahwa permintaanmu adalah pernyataan kehambaan dan pemenuhan atas hak-hak ketuhanan.” Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
2
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
3
Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN
4
Gencatan Senjata Israel-Hamas
5
Gus Yahya: NU Berpegang dengan Dua Tradisi Tarekat dan Syariat
6
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua