Tasawuf/Akhlak

Anjuran Menyenangkan Hati Anak-Anak menurut Islam

Selasa, 30 April 2024 | 17:00 WIB

Anjuran Menyenangkan Hati Anak-Anak menurut Islam

Ilustrasi anak-anak. (Foto: NU Online/Freepik)

Salah satu ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia (hablun minannâs) adalah memberikan kebahagiaan atau menyenangkan hati umat Islam. Hal ini merupakan sikap yang dianjurkan sebagaimana sabda Rasulullah:

 

Ų£Ų­ŲØ الأعمال ؄لى الله ŲØŲ¹ŲÆ الفرائض Ų„ŲÆŲ®Ų§Ł„ Ų§Ł„Ų³Ų±ŁˆŲ± على المسلم

 

Artinya: Ā ā€œAmalan yang paling dicintai Allah setelah amalan fardhu adalah Ā menyenangkan kaum Muslim" (Imam Al Munawi, Faudhul Kabir, [Beiru, Darul Makrifah,] Juz 1. halamanĀ 166).

 

Selain itu, seorang muslim juga dianjurkan untuk menyenangkan hati anak-anak. Rasulullah Saw sendiri memberikan contoh teladan bagaimana menyenangkan hati anak-anak. Ā Rasulullah Saw bersabda:

 

حدثنا Ł…ŁˆŲ³Ł‰ بن Ų„Ų³Ł…Ų§Ų¹ŁŠŁ„ قال : حدثنا Ų­Ł…Ų§ŲÆ بن سلمة عن Ų«Ų§ŲØŲŖ عن أنس قال : ŁƒŲ§Ł† Ų§Ł„Ł†ŲØŁŠ صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… ŁŠŲÆŲ®Ł„ Ų¹Ł„ŁŠŁ†Ų§ - ŁˆŁ„ŁŠ Ų£Ų® صغير ŁŠŁƒŁ†Ł‰ : Ų£ŲØŲ§ Ų¹Ł…ŁŠŲ± ŁˆŁƒŲ§Ł† له نغر ŁŠŁ„Ų¹ŲØ به فمات - فدخل Ų§Ł„Ł†ŲØŁŠ صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… فرآه Ų­Ų²ŁŠŁ†Ų§ فقال : Ł…Ų§ ؓأنه ؟ Ł‚ŁŠŁ„ له : Ł…Ų§ŲŖ نغره

 

Artinya: ā€œTelah menceritakan kepada kami Musa Ibn Ismail, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas, dia berkata; Nabi Saw menghampiri kami. Aku mempunyai seorang adik laki-laki yang nama panggilannya adalah: Abu Umair dan dia mempunyai seekor burung Ā untuk bermain dan telah mati. Maka Nabi Saw menghampiri dan melihatnya bersedih lalu beliau bersabda: Ā Ada apa dengan dia? Dia menjawab: Ā Nagharah telah mati." (Imam Bukhari, Al-Adab Al-Munfarid, [Kairo, Darul Ma’arif: 1998]. Juz I. halamanĀ 458).

 

Dalam hadis ini mengisyaratkan bahwa Rasulullah begitu memberi perhatian kepada anak kecil yang lagi bersedih, serta menyenangkan hatinya dan memanggilnya dengan panggilan mulia. Ā Anak anak sebagai penyejuk mata berhak mendapatkan kesenangannya, salah satunya dengan memberikan waktu bersama mereka, bermain bersama mereka dan juga memberikan hadiah.

 

Dalam Riwayat yang lain Rasulullah tidak sungkan untuk memberi perhatian dan memeluk cucu kesayangannya. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah begitu mencintai cucunya.

 

عن أبي Ł‡Ų±ŁŠŲ±Ų© - رضي الله عنه - قال: ŁƒŁ†ŲŖ Ł…Ų¹ Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله - صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… - في Ų³ŁˆŁ‚ من Ų£Ų³ŁˆŲ§Ł‚ Ų§Ł„Ł…ŲÆŁŠŁ†Ų©ŲŒ فانصرف فانصرفت; فقال: "Ų£ŁŠŁ† Ł„ŁƒŲ¹ŲŸ - ثلاثا - Ų§ŲÆŲ¹ الحسن بن Ų¹Ł„ŁŠ". فقام الحسن بن Ų¹Ł„ŁŠ ŁŠŁ…Ų“ŁŠ وفي عنقه Ų§Ł„Ų³Ų®Ų§ŲØŲŒ فقال Ų§Ł„Ł†ŲØŁŠ - صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… - ŲØŁŠŲÆŁ‡ Ł‡ŁƒŲ°Ų§ŲŒ فقال الحسن ŲØŁŠŲÆŁ‡ Ł‡ŁƒŲ°Ų§ŲŒ فالتزمه فقال: " اللهم Ų„Ł†ŁŠ أحبه ŁŲ£Ų­ŲØŁ‡ŲŒ وأحب من ŁŠŲ­ŲØŁ‡.

 

Artinya: ā€œDari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di salah satu pasar kota Madinah. Beliau kemudian beranjak pergi dan aku pun mengikutinya. Lalu beliau bertanya, 'Di mana Hasan bin Ali?' (tiga kali). Aku pun memanggil Hasan bin Ali. Datanglah Hasan dengan kalung di lehernya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian mengangkat tangannya seperti ini (isyarat Nabi menunjukkan tangannya), dan Hasan pun mengangkat tangannya seperti itu (isyarat Hasan meniru gerakan Nabi). Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memeluk Hasan dan berkata, 'Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya, maka cintai dia pula, dan cintai pula orang yang mencintainya.ā€™ā€ (Ibn Mulqan, Taudhih li SyarhiĀ  Al-Jami'is Sahih, [Qatar, Wizarah Auqaf wa Syuun al Islamiyah bi Daulah Qatar: 2008], halaman 98).

 

Keutamaan orang yang senantiasa menggembirakan hati anak-anak, di akhirat kelak akan memasuki rumah kegembiraan (darul falah). Diriwayatkan Imam Abu Ya’la dari Aisyah RA, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

 

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ في الجنة ŲÆŲ§Ų±Ų§ ŁŠŁ‚Ų§Ł„ لها ŲÆŲ§Ų± الفرح لا ŁŠŲÆŲ®Ł„Ł‡Ų§ ؄لا من ŁŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲ­ŁŽ Ų§Ł„ŲµŲØŁŠŲ§Ł†

 

Artinya: ā€œSesungguhnya di surga ada satu rumah yang bernama rumah kegembiraan. Tiada yang memasukinya kecuali orang yang menggembirakan anak-anak kecil.ā€

 

Selanjutnya, Imam A-Munawi menyebutkan perbedaan antara farah dan surur, yaitu:Ā 

 

الفرق ŲØŁŠŁ† الفرح ŁˆŲ§Ł„Ų³Ų±ŁˆŲ± أن Ų§Ł„Ų³Ų±ŁˆŲ± انؓراح الصدر بلذة ŁŁŠŁ‡Ų§ Ų·Ł…Ų£Ł†ŁŠŁ†Ų© الصدر عاجلا ŁˆŲ¢Ų¬Ł„Ų§ ŁˆŲ§Ł„ŁŲ±Ų­ انؓراح الصدر بلذة عاجلة غير آجلة ŁˆŲ°Ł„Łƒ في اللذات Ų§Ł„ŲØŲÆŁ†ŁŠŲ© Ų§Ł„ŲÆŁ†ŁŠŁˆŁŠŲ© ŁˆŁ‚ŲÆ ŁŠŲ³Ł…Ł‰ الفرح سرورا ŁˆŲ¹ŁƒŲ³Ł‡ Ł„ŁƒŁ† على نظر من لا يعتبر الحقائق ويتصور أحدها بصورة الأخذ

 

Artinya: ā€œPerbedaan antara kegembiraan (farah) dan kesenangan (surur) adalah bahwa kesenangan adalah kelapangan dada dengan kenikmatan yang memiliki ketenangan jiwa, cepat atau lambat, sedangkan kegembiraan adalah kelapangan dada dengan kenikmatan yang segera dan tidak lama, dan ini ada pada kenikmatan fisik duniawi." (Imam Al-Munawi, Faidhul Qadir [Beirut Ā Darul Ma’rifah] Juz 2, halaman 468).

 

Keutamaan Ā lain dari menyenangi dan menggembirakan hati anak anak adalah dileburkannya dosa-dosa. Diceritakan ada seseorang yang berlumuran dosa, namun kemudian Allah Swt meleburkan dosa-dosanya. Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada Jibril: ā€œSebab apa Allah mengampuni dosa orang tersebut?ā€ Malaikat Jibril pun menjawab:

 

له صبي صغير ، ف؄ذا دخل ŲØŁŠŲŖŁ‡ ŁŠŲ³ŲŖŁ‚ŲØŁ„Ł‡ ، فيدفع Ų„Ł„ŁŠŁ‡ ؓيئا من Ų§Ł„Ł…Ų£ŁƒŁˆŁ„Ų§ŲŖ او Ł…Ų§ يفرح به ، ف؄ذا فرح Ų§Ł„ŲµŲØŁŠ ŁŠŁƒŁˆŁ† كفارة Ł„Ų°Ł†ŁˆŲØŁ‡

 

Artinya: ā€œKarena ia memiliki anak kecil, ketika pulang dari bepergian, saat ia masuk ke rumahnya, ia disambut putranya yang masih kecil, ia memberikan buah tangan yang membuat sang buah hati bahagia. Kebahagiaan anak inilah yang mengakibatkan dosa-dosanya diampuni.ā€ (Syekh Nawawi al Bantani, Syarah Qamiut Thughyan [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah,] halaman 26).

 

Selain itu, memuliakan anak adalah bagian dari cinta orang tua kepada anak itu sendiri. Rasulullah Saw bersabda:Ā 

 

Ų£ŁŽŁƒŁ’Ų±ŁŁ…ŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ­Ł’Ų³ŁŁ†ŁŁˆŲ§ Ų¢ŲÆŁŽŲ§ŲØŁŽŁ‡ŁŁ…

 

Artinya: ā€œMuliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tata krama" (Assanadi, Hasyiah Sanadi ala Ibn Majah, [Beirut, Darul Jail,] Juz II, halaman 391).

 

Dari beberapa Hadits di atas mengisyaratkan bagaimana Rasululah Saw sangat dekat dengan anak anak bahkan turut Ā menyenangkan hati mereka. Sebagai umat Rasulullah Saw sudah sepantasnya kita mempraktikkan sikap menyenangkan hati anak-anak dengan memberikan sesuatu, misalnya hadiah, kado, dan sejenisnya.


Ā 
Ustadz Azmi Abubakar,Ā Penyuluh Agama Islam Asal Aceh dan Pengajar di Dayah Jeumala Amal.