Lima Tingkatan Orang Berangkat Awal Shalat Jumat
NU Online Ā· Jumat, 20 Desember 2019 | 12:30 WIB

Anjuran berangkat lebih awal berkaitan erat dengan prinsip agama, yakni bergegas melakukan kebaikan tanpa menunda-nunda.
M. Mubasysyarum Bih
Kolomnis
Salah satu tradisi di beberapa tempat, khususnya di lingkungan pondok pesantren, pada hari aktivitas belajar dan mengajar diliburkan. Hal tersebut di samping untuk menyegarkan pikiran, juga untuk memaksimalkan ibadah di hari itu, baik dengan memperbanyak shalawat, berdzikir, dan lain sebagainya. Pengambilan libur di hari Jumat memberikan kesempatan yang sangat berharga untuk lebih ber-taqqarrub di sisi-Nya.
Ā
Tuntutan berangkat Jumat terhitung sejak terbitnya fajar, sebab dalam beberapa dalil, kewajiban Jumat diredaksikan dengan kata āyaumā. Menurut literatur bahasa Arab, kata tersebut menunjukkan rentang waktu mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari, berbeda dengan ālailā yang menunjukan waktu mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar.
Ā
Oleh sebab itu, ulama fiqih mewajibkan berangkat setelah subuh bagi orang yang rumahnya jauh dari tempat shalat, sekiranya ia tidak dapat menemui Jumatan bila tidak segera berangkat. Demikian pula ditegaskan keharaman bepergian setelah terbitnya fajar hari Jumat apabila mengakibatkan tidak dapat menemui Jumatan di perjalanan. Meski dilakukan sebelum masuk waktu zhuhur, namun tetap haram, karena kewajiban Jumatan digantungkan kepada āyaumā (hari), yang secara literatur bahasa Arab dimulai sejak terbitnya fajar (Syekh Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, juz 1, hal. 540).
Ā
Di antara banyaknya kesunnahan yang dapat dilakukan di hari Jumat adalah berangkat shalat Jumat lebih awal. Nabi menganjurkan agar jamaah shalat Jumat berangkat menuju tempat shalat seawal mungkin. Anjuran berangkat awal ini berkaitan erat dengan prinsip agama yaitu bergegas melakukan kebaikan tanpa menunda-nunda. Agama juga menganjurkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
Ā
Nabi membagi keutamaan orang yang berangkat Jumatan menjadi lima tingkatan. Semakin awal berangkat, semakin tinggi pula pahala yang didapatkan.
Ā
Pertama, kelompok yang berangkat di jam pertama. Kelompok ini pahalanya seperti orang yang bersedekah unta. Kedua, kelompok yang berangkat di jam kedua. Kelompok ini mendapat pahala layaknya orang yang bersedekah sapi. Ketiga, kelompok yang berangkat di jam ketiga, kelompok ini mendapat pahala layaknya orang yang bersedekah seekor kambing yang bertanduk subur. Keempat, kelompok yang berangkat di jam keempat, kelompok ini mendapat pahala seperti orang yang bersedekah seekor ayam jago. Kelima, kelompok yang berangkat di jam kelima. kelompok ini mendapat pahala seperti orang yang bersedekah satu butir telur.
Ā
Dalam hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda:
Ā
Ł ŁŁŁ Ų§ŲŗŁŲŖŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŲ¬ŁŁ ŁŲ¹ŁŲ©Ł ŲŗŁŲ³ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŁŁŲ§ŲØŁŲ©Ł Ų«ŁŁ ŁŁ Ų±ŁŲ§ŲŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŲ§Ų¹ŁŲ©Ł Ų§ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ£ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲ±ŁŁŲØŁ ŲØŁŲÆŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁ ŁŁŁ Ų±ŁŲ§ŲŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŲ§Ų¹ŁŲ©Ł Ų§ŁŲ«ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ©Ł
ŁŁŁŁŲ£ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲ±ŁŁŲØŁ ŲØŁŁŁŲ±ŁŲ©Ł ŁŁŁ ŁŁŁ Ų±ŁŲ§ŲŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŲ§Ų¹ŁŲ©Ł Ų§ŁŲ«ŁŁŲ§ŁŁŲ«ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ£ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲ±ŁŁŲØŁ ŁŁŲØŁŲ“ŁŲ§ Ų£ŁŁŁŲ±ŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁ Ų±ŁŲ§ŲŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŲ§Ų¹ŁŲ©Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ£ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲ±ŁŁŲØŁ ŲÆŁŲ¬ŁŲ§Ų¬ŁŲ©Ł ŁŁŁ ŁŁŁ Ų±ŁŲ§ŲŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŲ§Ų¹ŁŲ©Ł Ų§ŁŁŲ®ŁŲ§Ł ŁŲ³ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ£ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲ±ŁŁŲØŁ ŲØŁŁŁŲ¶ŁŲ©Ł ŁŁŲ„ŁŲ°ŁŲ§ Ų®ŁŲ±ŁŲ¬Ł Ų§ŁŁŲ„ŁŁ ŁŲ§Ł Ł ŲŁŲ¶ŁŲ±ŁŲŖŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ³ŁŲŖŁŁ ŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ°ŁŁŁŁŲ±Ł
Ā
āBarangsiapa yang mandi layaknya mandi janabah pada hari Jumat lalu ia berangkat di jam pertama, maka ia seperti bersedekah seekor unta. Barangsiapa berangkat di waktu yang kedua maka ia seperti bersedekah seekor sapi. Barangsiapa berangkat di waktu ketiga maka ia seperti bersedekah seekor domba yang bertanduk. Barangsiapa berangkat di waktu keempat, maka ia seperti bersedekah seekor ayam, dan barangsiapa berangkat di waktu kelima maka ia seperti bersedekah sebutir telur, maka ketika Imam keluar, hadirlah para malaikat seraya mendengarkan dzikirā (HR Bukhari dan Muslim).
Ā
Dalam riwayat Imam Nasai, kelompok yang datang di jam kelima mendapat pahala sedekah burung ushfur (emprit), dan jam keenam pahala sedekah telur.
Ā
Mengomentari hadits di atas, Syekh Mahfuzh al-Tarmasi mengutip ucapan al-Imam al-Nawawi sebagai berikut:
Ā
ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲ„Ł Ų§Ł Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲ°ŁŲ§ Ų§ŁŁŲŁŲÆŁŁŁŲ«Ł Ų§ŁŁŁŲŁŲ«ŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŲØŁŁŁŁŁŲ±Ł Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŁ ŁŲ¹ŁŲ©Ł ŁŁŲ£ŁŁŁŁ Ł ŁŲ±ŁŲ§ŲŖŁŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ¶ŁŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ ŲŗŁŁŁŲ±ŁŁŁŲ§ ŲØŁŲŁŲ³ŁŲØŁ Ų£ŁŲ¹ŁŁ ŁŲ§ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŲØŁŲ§ŲØŁ ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲ±ŁŁ ŁŁŁŁ Ł Ų¹ŁŁŁŲÆŁŲ§ŁŁŁŁ Ų£ŁŲŖŁŁŁŲ§ŁŁŁ Ł
Ā
āImam al-Nawawi berkata dalam hadits ini mengandung motivasi untuk berangkat awal dalam shalat Jumat dan derajat manusia dalam memperoleh keutamaan dalam Jumat ataupun yang lainnya sesuai dengan amaliyah mereka, dan hal ini termasuk dalam firman Allah subhanahu wataāala āSesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwaā (al-Syekh Muhammad Mahfuzh bin Abdillah al-Turmusi, Hasyiyah al-Turmusi, Dar al-Manhaj, juz 4 hal. 305).
Ā
Dari setiap kelompok di atas, pahalanya juga berbeda-beda. Misalnya di jam pertama, rentang waktunya misalnya 1 jam, semua yang berangkat Jumatan pada rentang waktu tersebut mendapat pahala sedekah unta, namun yang berangkat lebih awal dari mereka mendapat unta besar, yang di pertengahan mendapat unta sedang, yang di penghujung waktu tersebut mendapat unta lebih kecilā (Syekh Zakariyya al-Anshari, Fath al-Wahhab, juz 2, hal. 44).
Ā
Ulama berbeda pendapat mengenai batas awal pembagian waktu sebagimana dalam hadits di atas. Menurut pendapat yang kuat di kalangan ashab Syafiāiyyah (murid Imam Syafiāi) dimulai sejak terbitnya fajar. Sementara menurut Imam al-Mawardi dimulai sejak terbitnya matahari. Syekh Zainuddin al-Iraqi mengutip dari ayahnya bahwa meski menurut pendapat yang kuat keutamaan berangkat Jumatan dimulai sejak terbitnya fajar, namun bukan termasuk amaliyyah kaum muslimin baik periode awal atau akhir. Menurutnya, berangkat Jumatan sejak subuh mengakibatkan batalnya wudhu dan tidak fokus dalam ibadah Jumat.
Ā
Syekh Zainuddin al-Iraqi menegaskan:
Ā
ŁŁŲ§Ų®ŁŲŖŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŁŁŲ§ ŁŁŁ Ų§ŲØŁŲŖŁŲÆŁŲ§Ų”Ł Ų°ŁŁŁŁŁ Ų·ŁŁŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŁŁŁŲ¬ŁŲ±Ł Ų£ŁŁŁ Ų·ŁŁŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŲ“ŁŁŁ ŁŲ³Ł ŁŁŲ§ŁŁŲ£ŁŲµŁŲŁŁ Ų¹ŁŁŁŲÆŁŁŁŁ Ł Ų·ŁŁŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŁŁŁŲ¬ŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲÆŁŁ - Ų±ŁŲŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ - ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ³Ł Ų§ŁŁŲ¹ŁŁ ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų£ŁŁ ŁŲµŁŲ§Ų±Ł Ų§ŁŁŲ„ŁŲ³ŁŁŁŲ§Ł Ł ŁŁŲÆŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲŁŲÆŁŁŲ«ŁŲ§ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲØŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ¬ŁŁ ŁŲ¹ŁŲ©Ł Ł ŁŁŁ Ų·ŁŁŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŁŁŁŲ¬ŁŲ±Ł ŁŁŁŁŁŁŁ Ų·ŁŁŁŁ ŁŁŲ¤ŁŲÆŁŁŁ Ų„ŁŁŁ Ų§ŁŁŲŖŁŁŁŲ§Ų¶Ł Ų§ŁŲ·ŁŁŁŁŲ§Ų±ŁŲ©Ł ŁŁŲŖŁŲ®ŁŲ·ŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŁŁŲ§ŲØŁ
Ā
āAshab kita berbeda pendapat dalam permulaan keutamaan berangkat Jumatan tersebut, terbitnya fajar atau matahari. Pendapat al-Ashah menurut mereka adalah terbitnya fajar. Berkata ayahku; namun bukan termasuk amaliyyah di beberapa masa Islam, dulu dan sekarang, pagi-pagi berangkat Jumatan sejak terbitnya fajar, hal tersebut panjang sekali waktunya, dapat menyebabkan batalnya bersuci dan melangkai pundak-pundakā.
Ā
ŁŁŲµŁŲŁŁŲŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁŲ±ŁŲÆŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŲØŁŁŁŁŲ±Ł Ł ŁŁŁ Ų·ŁŁŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŲ“ŁŁŁ ŁŲ³Ł ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ§ ŁŁŲØŁŁŁ Ų°ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų·ŁŁŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŁŁŁŲ¬ŁŲ±Ł Ų²ŁŁ ŁŲ§ŁŁ ŲŗŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ£ŁŁŁŁŲØŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŲØŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŁŁŲ¹ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ¤ŁŲ°ŁŁŁ ŲØŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ“ŁŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ - Ų±ŁŲ¶ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁ - ŁŁŁŁŲ¬ŁŲ²ŁŲ¦ŁŁŁ ŲŗŁŲ³ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ Ų„Ų°ŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŲ¬ŁŲ±Ł
Ā
āImam al-Mawardi membenarkan bahwa bergegas berangkat Jumatan dimulai sejak terbitnya matahari, supaya waktu sebelum itu yaitu sejak terbitnya fajar adalah waktu mandi dan bersiap-siap. Al-Imam Ibnu Rifāah berkata; Pendapat ini yang ditunjukan oleh ucapan Imam al-Syafiāi; mencukupi bagi seseorang mandi Jumat bila dilakukan setelah fajarā (Syekh Zainuddin Abdurrahim bin al-Husain al-Iraqi, Tharhu al-Tatsrib fi Syarh al-Taqrib, juz 3, hal. 171).
Ā
Anjuran berangkat Jumat awal tidak berlaku bagi khatib, baginya yang dianjurkan adalah mengakhirkan berangkat Jumatan setelah jamaah kumpul. Hal ini karena mengiikuti perilaku Nabi dan Khulafa al-Rasyidin.
Ā
Syekh Zakariyya al-Anhsari berkata:
Ā
Ų£ŁŁ ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲ„ŁŁ ŁŲ§Ł Ł ŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŲ£ŁŲ®ŁŁŲ±Ł Ų„ŁŁŁ ŁŁŁŁŲŖŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŲ·ŁŲØŁŲ©Ł Ų§ŲŖŁŁŲØŁŲ§Ų¹ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ - ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ł ā ŁŁŲ®ŁŁŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁ
Ā
āAdapun Imam, disunnahkan baginya mengakhirkan keberangkatan sampai waktu khutbah, karena mengikuti Nabi dan para khalifahnyaā. (Syekh Zakariyya al-Anshari, Fath al-Wahhab, juz 2, hal. 45).
Ā
Dari semua uraian di atas sangat jelas bahwa jumatan lebih awal merupakan sebuah kesunnahan dan derajat orang akan berbeda sesuai kedatangannya, semakin awal, maka semakin ia memanen pahala.
Ā
Ā
Ustadz M. Mubasysyarum Bih, Dewan Pembina Pondok Pesantren Raudlatul Quran, Geyongan, Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat.
Ā
Ā
Ā
Ā
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua