Keluarga jamaah haji di rumah dianjurkan menyiapkan hidangan yang tidak merepotkan untuk menyambut anggota keluarganya yang baru pulang menunaikan ibadah haji. Penyiapan hidangan ini merupakan sebentuk walimah atau selamatan kecil.
Adapun jamaah haji yang baru saja pulang dianjurkan untuk berbagi makanan dengan tetangga dan orang-orang miskin. Hal ini disebutkan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Hasyiyah Ibnu Hajar alal Idhah yang kami kutip berikut ini:
ŁŲ±Ų¹) ŁŲ³Ł ŁŁŲŁ Ų£ŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŲÆŁ
أ٠ŁŲµŁŲ¹ ŁŁ Ł
Ų§ ŲŖŁŲ³Ų± Ł
Ł Ų·Ų¹Ų§Ł
ŁŁŲ³Ł ŁŁ ŁŁŲ³Ł Ų„Ų·Ų¹Ų§Ł
Ų§ŁŲ·Ų¹Ų§Ł
Ų¹ŁŲÆ ŁŲÆŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŲŖŲØŲ§Ų¹ ŁŁŁŁ
Ų§ ŁŁŁŲ§ŁŁ
Ų§ ŁŁ
Ų§ ŁŁŁŲÆŁ ŁŁŲ§Ł
Ų§ŁŁŲ±Ų§Ų” ŁŲ§ŲØŁ Ų³ŁŲÆŁ Ų³Ł
Ł ŁŁŁŲ¹Ų© ŲØŁŲŖŲ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ³Ų± Ų§ŁŁŲ§Ł ŁŁŲŖŲ Ų§ŁŲ¹ŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŁ
ŁŲ©
Artinya, āKeluarga jamaah haji dianjurkan membuatkan bagi jamaah haji yang pulang makanan yang mudah pengolahannya. Jamaah haji sendiri juga dianjurkan untuk berbagi makanan ketika pulang dari perjalanan haji berdasarkan sunnah perihal keduanya. Keduanya sebagaimana diinformasikan oleh Al-Farra dan Ibnu Sayyidih. (Walimah sederhana) ini dinamai ānaqiāahā dengan nun fathah, qaf kasrah, dan āain fathah dibiarkan,ā (Lihat Ibnu Hajar Al-Haitami, Hasyiyah Ibnu Hajar alal Idhah, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], halaman 248).
Selamatan dalam rangka menyambut kedatangan orang dari perjalanan jauh disebut dengan istilah ānaqiāahā. Pihak yang menyediakan hidangan dalam selamatan ini adalah jamaah haji sendiri atau orang lain sebagaimana disebutkan oleh Syekh Abu Zakariya Al-Anshari.
ŁŁŁŁŁŁŁŁŲÆŁŁŁ
Ł) Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁŁŲ±Ł (ŁŁŁŁŁŲ¹ŁŲ©Ł) Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ¹Ł ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŗŁŲØŁŲ§Ų±Ł Ų£ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŁŲ±Ł Ų£ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŖŁŁŁ (ŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŲ§) Ų£ŁŁŁ Ų·ŁŲ¹ŁŲ§Ł
Ł (ŁŁŲµŁŁŁŲ¹Ł ŁŁŁŁ) Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲÆŁŁŁ
Ł Ų³ŁŁŁŲ§Ų”Ł Ų£ŁŲµŁŁŁŲ¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§ŲÆŁŁ
Ł Ų£ŁŁ
Ł ŲµŁŁŁŲ¹ŁŁŁ ŲŗŁŁŁŲ±ŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŲ§ Ų£ŁŁŁŲ§ŲÆŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§Ł
Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¬ŁŁ
ŁŁŲ¹Ł ŁŁŁ Ų¢Ų®ŁŲ±Ł ŲµŁŁŁŲ§Ų©Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŲ§ŁŁŲ±Ł
Artinya, ā(Untuk kenduri sambutan kedatangan) dari perjalanan (disebut naqiāah) berasal dari naqaā yang artinya debu, penyembelihan, atau pemotongan. (Naqiāah itu suatu) makanan (yang dihidangkan dalam jamuan upacara penyambutan) terlepas dari jamuan itu disediakan oleh pihak yang datang atau orang lain. Hal ini disebutkan An-Nawawi dalam Al-Majmuā di akhir bab shalat musafir,ā (Lihat Syekh Abu Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalib fi Syarhi Raudhatit Thalib, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], juz XV, halaman 407).
Selamatan sepulang perjalanan haji merupakan sebuah perjalanan yang layak diadakan walimah atau selamatan. Pasalnya, perjalanan jemaah haji Indonesia menempuh jarak yang tidak pendek, bukan perjalanan dekat.
Ulama Syafiāiyah memberikan batasan terkait perjalanan seperti apa yang dianjurkan untuk diadakan selamatan penyambutan atau naqiāah. Kalau hanya perjalanan dekat ke tepi kota atau lintas provinsi yang tidak jauh, kita tidak dianjurkan untuk mengadakan selamatan penyambutan. Demikian dijelaskan oleh Ibnu Hajar Al-Haitami sebagai berikut ini.
ŁŁŲ£ŁŲ·ŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲÆŁŲØŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŲÆŁŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲøŁŲ§ŁŁŲ±Ł Ų£ŁŁŁŁ Ł
ŁŲŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲ·ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ¶ŁŲ§Ų”Ł Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ±ŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ų£ŁŁ
ŁŁŲ§ Ł
ŁŁŁ ŲŗŁŲ§ŲØŁ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ Ų£ŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁŲ§Ł
ŁŲ§ ŁŁŲ³ŁŁŲ±ŁŲ©Ł Ų„ŁŁŁ ŲØŁŲ¹ŁŲ¶Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ§ŲŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŁŲØŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ§ŁŁŲŁŲ§Ų¶ŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ§ŁŁŲ©Ł ŁŁŁ
ŁŲŗŁŁŁŁ Ų§ ŁŁ .Ā
Artinya, āPara ulama menyebutkan kesunahan walimah secara mutlak bagi jamuan penyambutan orang yang tiba dari perjalanan. Jelas ini berlaku bagi perjalanan jauh yang ditempuh untuk menunaikan kepentingan apa saja pada umumnya. Sedangkan kepergian seseorang sehari atau beberapa hari ke suatu daerah yang dekat, dihukumi seperti orang yang hadir menetap di dalam kota. Demikian disebut dalam Nihayah dan Mughni,ā (Lihat Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], juz XXXI, halaman 384).
Naqiāah sebenarnya adalah selamatan atas sebuah perjalanan jauh secara umum, bukan hanya perjalanan haji. Tetapi jamaah haji asal Indonesia dan keluarganya layak menggelar naqiāah atau selamatan usai perjalanan jauh naik haji mengingat jarak tempuh tanah suci dan tanah air yang tidak dekat.
Jamaah haji yang baru pulang dan keluarganya tidak perlu memaksakan diri membuat pesta penyambutan yang wah. Mereka cukup menghidangkan makanan ala kadarnya dan membuat selamatan sederhana.Ā Wallahu aālam. (Alhafiz K)