Syariah

Hukum Khutbah Jumat yang Provokatif

NU Online  Ā·  Kamis, 11 Oktober 2018 | 08:00 WIB

Bagian yang tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan shalat Jumat adalah dua khutbahnya. Hikmah pensyariatan khutbah Jumat di antaranya untuk mengajarkan kepada jamaah hal-hal yang urgen dalam urusan agama. Khutbah Jumat hendaknya dapat mencerahkan dan meneduhkan. Berbanding lurus dengan hikmah pensyariatan Jumat sendiri, yaitu untuk mempersatukan umat.

Ditegaskan dalam kitab al-Fiqh al-Manhaji:

Ł„Ł…Ų“Ų±ŁˆŲ¹ŁŠŲ© صلاة الجمعة Ų­ŁƒŁ… وفوائد كثيرة، لا Ł…Ų¬Ų§Ł„ لاستقصائها في هذا Ų§Ł„Ł…ŁƒŲ§Ł†ŲŒ ŁˆŁ…Ł† أهمها ŲŖŁ„Ų§Ł‚ŁŠ Ų§Ł„Ł…Ų³Ł„Ł…ŁŠŁ† على Ł…Ų³ŲŖŁˆŁ‰ Ų¬Ł…ŁŠŲ¹ أهل Ų§Ł„ŲØŁ„ŲÆŲ©ŲŒ في Ł…ŁƒŲ§Ł† واحد Ł‡Łˆ المسجد الجامع Ł…Ų±Ų© ŁƒŁ„ أسبوع، ŁŠŁ„ŲŖŁ‚ŁˆŁ† على Ł†ŲµŁŠŲ­Ų© تجمع ؓملهم ŁˆŲŖŲ²ŁŠŲÆŁ‡Ł… وحدة ŁˆŲŖŲ¶Ų§Ł…Ł†Ų§Ł‹ŲŒ ŁƒŁ…Ų§ ŲŖŲ²ŁŠŲÆŁ‡Ł… ألفة ŁˆŲŖŲ¹Ų§Ų±ŁŲ§Ł‹ ŁˆŲŖŲ¹Ų§ŁˆŁ†Ų§Ł‹

ā€œShalat Jumat memiliki beberapa hikmah dan faidah yang banyak, tidak mungkin dijelaskan panjang lebar di sini. Di antara yang paling urgen adalah bertemunya umat Islam dalam satu tempat, yaitu masjid Jamik sekali dalam seminggu. Mereka menerima sebuah nasihat yang dapat menghimpun persatuan dan memperkuat solidaritas mereka, sebagaimana jumat dapat menambah kasih sayang, saling mengenal dan tolong menolong di antara mereka.ā€ (Dr. Mushtafa al-Khin dkk, al-Fiqh al-Manhaji, juz1, hal. 200).

Beberapa mimbar dan podium sayangnya masih diisi dengan ajaran provokasi. Ujaran kebencian, menggunjing lawan politik, mengampanyekan ganti system pemerintahan, menyuarakan jihad ā€˜membasmi kafir’ dan lain sebagainya merupakan salah satu contoh khutbah yang provokatif. Khutbah Jumat yang sebenarnya berperan untuk menyejukan dan meneduhkan, justru menjadi sesuatu yang mengacaukan.Ā 

Dalam pandangan fiqih Islam, khutbah yang demikian adalah haram, sebagaimana segala macam tindakan yang menimbulkan keresahan di masyarakat. Syekh Abu Said al-Khadimi menegaskan, termasuk perbuatan dosa adalah membuat kegaduhan dan provokasi di tengah masyarakat. Misalkan khutbah yang mengajak pemberontakan kepada pemerintah.

Dalam kitab Bariqah Mahmudiyyah, beliau mengatakan:

الثامن ŁˆŲ§Ł„Ų£Ų±ŲØŲ¹ŁˆŁ† الفتنة ŁˆŁ‡ŁŠ Ų„ŁŠŁ‚Ų§Ų¹ الناس في الاضطراب أو الاختلال ŁˆŲ§Ł„Ų§Ų®ŲŖŁ„Ų§Ł ŁˆŲ§Ł„Ł…Ų­Ł†Ų© ŁˆŲ§Ł„ŲØŁ„Ų§Ų” بلا فائدة ŲÆŁŠŁ†ŁŠŲ©) ŁˆŁ‡Łˆ Ų­Ų±Ų§Ł… لأنه فساد في الأرض و؄ضرار ŲØŲ§Ł„Ł…Ų³Ł„Ł…ŁŠŁ† وزيغ ŁˆŲ„Ł„Ų­Ų§ŲÆ في Ų§Ł„ŲÆŁŠŁ†

ā€œDosa yang ke empat puluh delapan adalah membuat fitnah, yaitu menjatuhkan manusia dalam kekacauan, kerusakan, pertikaian, cobaan tanpa ada faedah untuk agama. Hukumnya adalah haram, karena hal tersebut merupakaĀ  perbuatan merusak di bumi, membuat mudlarat kepada kaum muslim dan penyimpangan dalam agama.ā€

ŁƒŲ£Ł† يغري) من ال؄غراؔ (الناس على Ų§Ł„ŲØŲŗŁŠ) من Ų§Ł„ŲØŲ§ŲŗŁŠ ŁŁ‚ŁˆŁ„Ł‡ (ŁˆŲ§Ł„Ų®Ų±ŁˆŲ¬ على السلطان) عطف تفسير لأن Ų§Ł„Ų®Ų±ŁˆŲ¬ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ لا يجوز وكذا Ų§Ų¹Ų²Ł„ŁˆŁ‡ ŁˆŁ„Łˆ ظالما Ł„ŁƒŁˆŁ†Ł‡ فتنة Ų£Ų“ŲÆ من القتل

ā€œContoh tindakan provokasi seperti meprovokasi manusia untuk memberontak dan keluar dari komando pemerintah, karena memberontak pemerintah adalah tidak boleh, demikian pula haram, seruan ā€˜copotlah dia (pemimpin)’, meski ia adalah orang yang zalim, sebab hal tersebut merupakan perbuatan fitnah yang lebih berat dari pada pembunuhan.ā€ (Al Khadimi, Bariqah Mahmudiyyah, juz 3, hal. 123)

Larangan melakukan perbuatan provokasi termasuk di dalam khutbah berdasarkan ayat Al-Qur’an:

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ ŁŁŽŲŖŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲŖŁŁˆŲØŁŁˆŲ§ ŁŁŽŁ„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁ Ų¬ŁŽŁ‡ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ±ŁŁŠŁ‚Ł

ā€œSesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan Kemudian mereka tidak bertaubat, Maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.ā€ (QS. Al-Buruj: 10)

Demikian pula berdasarkan hadits Nabi:

الفتنة نائمة لعن الله من Ų£ŁŠŁ‚ŲøŁ‡Ų§

ā€œFitnah seperti macan tidur, Allah melaknat orang yang membangunkannya.ā€ (HR. al-Rafi’I dan al-Dailami).

Kata fitnah ditafsiri oleh Imam al-Manawi sebagai berikut:

الفتنة المحنة ŁˆŁƒŁ„ Ł…Ų§ ŁŠŲ“Ł‚ على ال؄نسان ŁˆŁƒŁ„ Ł…Ų§ ŁŠŲØŲŖŁ„ŁŠ الله به عباده فتنة

ā€œFitnah adalah cobaan, setiap hal yang berat bagi manusia dan cobaan Allah untuk hamba-hambaNya disebut dengan fitnah.ā€ (Syekh al-Manawi, Faidl al-Qadir Syarh al-Jami’ al-Shaghir, juz4, hal. 606).

Demikianlah hukum khutbah yang provokatif. Meskipun secara hukum legal formal tetap sah sepanjang syarat-syarat dan rukun-rukun khutbah terpenuhi, namun hukumnya haram. Khutbah merupakan panggung para tokoh untuk menyampaikan pesan yang meneduhkan dan mencerahkan, bukan justru menjadi media untuk memecah belah umat. (M. Mubasysyarum Bih)