Syariah

Fast Track, Indikasi Pengusaha Siap-siap Minggat Tinggalkan Vtubers

Rab, 30 September 2020 | 15:30 WIB

Fast Track, Indikasi Pengusaha Siap-siap Minggat Tinggalkan Vtubers

Banyak masyarakat yang mudah ditipu oleh para pengusaha atas nama "marketting plan" dan janji-janji imbalan kenaikan level dalam skema bisnis piramida.

Skema bisnis piramida merupakan sebuah skema bisnis yang menyerupai bangunan piramida. Puncak piramida adalah produsen bisnis (perusahaan). Satu level di bawahnya, disebut sebagai upline. Satu level di bawahnya lagi sering dikenal sebagai anggota referral. Posisi referral pada tahap ini dikenal dengan istilah downline. Jika pihak downline ini mendapatkan anggota referral, maka ia secara tidak langsung menjadi upline dari anggota referralnya, dan sekaligus menjadi downline dari upline yang pernah memberi referensi bisnis padanya.

 

Dengan menangkap struktur sebagaimana penjelasan di atas ini, maka Anda sudah bisa membayangkan, bahwa pihak downline selalu menempati sisi yang lebih luas dibanding upline-nya.

 

 

Perhatikan skema fibonacci di atas! Anggap bahwa angka 1 itu adalah jumlah upline dan referralnya! Anggap juga bahwa setiap orang wajib mendapatkan 2 anggota referral. Alhasil, setiap pertambahan level ke bawah, maka akan terbentuk jumlah anggota mengikuti urutan bilangan berikut: 2^0, 2^1, 2^2, 2^3, 2^4, 2^5, 2^6, 2^7, dan seterusnya, sehingga jumlah anggota yang sudah masuk ke dalam skema bisnis dapat mengikuti skema sebagai berikut: 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128. Untuk sampai level 5 saja, jumlah anggota yang terjaring sudah total 31 dan mereka lalu berlomba mencari anggota sebagaimana uplinenya mencari anggota referral.

 

Andaikan Indonesia hanya terdiri dari sejumlah 100 penduduk, dan semua ikut piramida sebagaimana disampaikan di atas, maka Anda tinggal melanjutkan saja skema penjumlahan di atas, sampai kemudian ketemu angka tutup 100 pada level orang sudah terjaring anggota seluruhnya! Dari deret angka di atas, Anda tinggal menjumlahkan 1+2+4+8+16+32+64 = 127. Jadi, pada level yang ke-7 saja, sudah ada anggota level 6, yang tidak mendapatkan anggota yang bisa dijadikan referral. Jumlahnya adalah 27 : 2 = 13 orang dan 1 orang hanya mendapatkan 1 anggota. Alhasil, di saat sudah sampai level 6 ini, upline sudah mulai krisis anggota referral. Di saat inilah, skema bisnis itu langsung scammed (terhenti).

 

Padahal ilustrasi di atas berlaku untuk 1 upline mencari 2 orang downline/referral. Coba bayangkan, bagaimana bila 1 upline harus mencari 20 orang referral? Dan setiap referral harus mencari 20 referral lagi lainnya untuk meningkatkan levelnya? Sudah barang tentu, laju perpangkatan, tidak lagi mengikuti aturan 2 pangkat berapa, melainkan 20 pangkat berapa. Secara matematis akan tampak seperti ini: 20^0, 20^2, 20^3, 20^4, 20^5, 20^6 dan seterusnya. Oleh karenanya, pertambahan jumlah anggota yang terlibat dalam skema bisnis piramida di atas akan bergerak mengikuti deret ukur: 1, 20, 400, 8.000, 16.000, 320.000, 6.400.000. Ini baru pada level 6, sehingga tercatat jumlah referral yang direkrut adalah sebesar 1+20+400+8000+16.000+320.000+6.400.000 = 6.736.421.

 


Di saat semuanya sudah jenuh, maka pemilik perusahaan akan lari dan meninggalkan Anda. Anda sekarang sudah sampai di level berapa? Mengapa Anda sekarang sulit mendapatkan anggota? Tidakkah Anda berpikir?

 

Fast Track: Pembodohan yang berulang

Meskipun sudah banyak orang yang menjadi korban, namun masih tetap saja kita mendapati masyarakat yang mudah sekali ditipu mentah-mentah oleh para pengusaha atas nama marketting plan dan janji-janji reward kenaikan level.

 

Jika Anda pengkaji fiqih, semestinya Anda bertanya, bagaimana mungkin sebuah kenaikan level bisa didapat dengan hanya mencari anggota dan setor uang, tanpa ada barang atau jasa yang sah untuk diperjualbelikan? Bukankah ini akad ju’alah fasidah (tidak sah)? Mengapa? Karena bonus yang diterima pihak perekrut adalah diambilkan dari uang member atas nama komisi 5%, 10%, dan lain sebagainya.

 

Benarkah bahwa bonus itu diambilkan dari uang anggota? Persis seperti bonus upline dari downline skema bisnis skema piramida yang lain yang digambarkan lewat MLM yang batil akadnya disebabkan barang yang dijualbelikan tak bernilai jual dan hanya konsentrasi pada pencarian anggota.

 

Jika Anda masih sulit memahaminya, silakan Anda tanya ke mentor Anda mengenai besaran komisi yang diterimanya! Pasti dari Anda selaku anggota referralnya. Hanya saja dioper dulu ke perusahaan, lalu baru sisanya diberikan ke Anda. Susahnya, bonus itu pun juga dirupakkan produk mondial, bukan? Mengapa tidak uang saja? Tentu jawabannya adalah karena untuk uangnya, menunggu transaksi pencairan Anda lewat Exchange Counter yang sudah disediakan dan dilelang ke calon-calon korban baru lewat aksi fast track (track cepat)?

 

Fast track adalah ciri khas dari monkey game karena inisiator usaha sudah menemukan adanya indikasi kejenuhan mendapatkan referral bagi anggota/member baru.

 

Anda tahu monkey? Ya, monkey itu adalah qirdun, si monyet yang sering dikonotasikan sebagai hewan yang rakus. Tidak hanya tangannya yang cukup untuk memegang makanan, tapi kakinya juga dimanfaatkan untuk memegang. Saking rakusnya hewan itu.

 

Karena sudah ditemukan adanya indikasi bahwa keanggotaan referral akan segera jenuh, maka pihak pengusaha mengambil jalan pintas dengan langkah yang tidak biasa. Seperti monyet, yang tidak lagi mau berjalan, pengusaha tiba-tiba melakukan lompatan trik dengan memainkan kenaikan level ke level berikutnya.

 

Keanggotaan yang sebelumnya diperketat, tiba-tiba dipermudah, alasannya menghindari pengelabuan. Hah? Itu sebenarnya trik agar semakin besar peluang cairnya harta mondial dalam bentuk rupiah.

 

Fast track adalah teknik mempercepat penyelesaian pengumpulan uang dari member ke pengusaha, dengan jalan menjualbelikan aktivasi bintang lewat produk mondial. Karena sulit mendapatkan anggota referral yang bintangnya aktif, Anda dipancing untuk membeli suatu produk mondial guna memenuhi kuota naik kelas, lalu produk mondial itu Anda berikan lagi ke pegusaha.

 

Anda memang naik kelas. Tapi, Anda tidak akan mendapatkan harta yang Anda impikan. Di saat itu, pengusaha sudah menyiapkan dalih, bahwa pihak jasa iklan nunggak dan tidak mau membayar ke pengusaha lagi. Lalu mereka menyerukan, mari uninstall ramai-ramai aplikasi Vtube biar mereka tidak bisa beriklan lagi dan kolaps.

 

Sebuah dalih pembodohan. Mana mungkin seorang pengusaha mengucurkan uang ke Vtube untuk membayar penonton iklannya? Mereka sudah cukup dengan membayar ke Google, sebab aplikasi Vtube itu ada di Google Play Store. Ngapain mereka membayar ke Vtube? Jadi, saat hal itu terjadi, Anda dialihkan guna mengumpat pihak-pihak yang memiliki iklan yang pernah Anda tonton dan pengusaha Vtube berteriak: "Horeee…". Trik pengalihan sudah berhasil.

 

Padahal, itu sebenarnya adalah jawaban pelarian diri agar tidak ditanya kembali oleh para insan yang sudah terjebak dalam skema bisnisnya. Mereka ini adalah para Vtuber-Vtuber yang polos dan kadang kurang jeli dalam memandang dan memahami skema bisnis.

 

Alhasil, fast track pada dasarnya adalah fast run. Pengusaha siap-siap angkat koper meninggalkan Vtubers. Pahami ini dengan baik! Selanjutnya sayangi uang Anda!

 

Muhammad Syamsudin, S.Si., M.Ag, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah - Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Wakil Sekretaris Bidang Maudlu’iyah LBM PWNU Jawa Timur