Dengar Azan dari Pengeras Suara atau Aplikasi Smartphone, Apakah Sunah Menjawab?
NU Online Ā· Rabu, 25 Januari 2023 | 14:00 WIB
Dalam Islam menjawab lantunan azan saat mendengarnya merupakan suatu kesunahan. Hal ini berdasarkan pada salah satu redaksi hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Saāid Al-Khudri:
Ų„ŁŲ°ŁŲ§ Ų³ŁŁ
ŁŲ¹ŁŲŖŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁŁŲÆŁŲ§Ų”ŁŲ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲ«ŁŁŁ Ł
ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŲ°ŁŁŁŁ
Artinya: āApabila kalian mendengar azan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin.ā (HR Muslim)
Salah satu ulama kenamaan mazhab Syafiāi Imam An-Nawawi (wafat 676 H) memberikan komentar mengenai kandungan makna hadits di atas:
ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§Ų³ŁŲŖŁŲŁŲØŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŲµŁŁŁŁŲ§Ų©Ł Ų¹ŁŁŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ ŁŁŲ±ŁŲ§ŲŗŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ł
ŁŲŖŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŲ°ŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų³ŁŲŖŁŲŁŲØŁŲ§ŲØŁ Ų³ŁŲ¤ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŲŖŁŲŁŲØŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŲ§Ł
ŁŲ¹Ł ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ©Ł ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ ŁŁŲ±ŁŲ§ŲŗŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŲ°ŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁŁŲ§
Artinya: āDalam hadits tersebut terdapat kesunahan bershalawat kepada Rasulullah saw setelah selesai azan, yakni setelah mengikuti bacaan muazin, dan disunahkan pula untuk memohon wasilah terhadap Rasulullah saw. Dalam hadits ini juga terdapat kesunahan bagi pendengar azan untuk mengucapkan setiap kalimat azan setelah selesai dilantunkan oleh muazin.ā (Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Syarh An-Nawawi 'ala Muslim, [Beirut: Dar Ihya Turats Al-Arabi], juz IV, halaman 87).
Melihat keterangan hadits di atas, ketika seseorang tengah melakukan suatu aktivitas yang berkaitan dengan pembicaraan, maka sebaiknya untuk menghentikan dulu sejenak aktivitasnya guna mendengarkan dan menjawab azan yang tengah berkumandang.
Lalu timbul pertanyaan, bagaimana apabila lantunan azan berasal dari pengeras suara (speaker) ataupun media televisi, radio dan aplikasi yang terinstal di smartphone kita. Apakah masih tetap sunah untuk dijawab? Dan apakah mendapat pahala kesunahan ketika menjawabnya?
Melihat konteks demikian ulama berpandangan, hukumnya diperinci sebagaimana berikut:Ā
Apabila suara azan tersebut terdengar langsung dari lantunan suara muazin, bukan dari suara kaset yang diputar ataupun rekaman, maka hukum menjawabnya tetap disunahkan dan mendapatkan pahala kesunahan. Namun, apabila lantunan azan yang terdengar dari pengeras suara maupun aplikasi smartphone tersebut merupakan rekaman suara yang diputar, maka tidak disunahkan untuk menjawabnya serta tidak mendapatkan kesunahan.
Ketetapan demikian mengacu pada pendapat yang diungkapkan oleh ulama terkemuka Makkah Syekh Ismail Zain Al-Yamani (wafat 1414 H) dalam kompilasi fatwanya:
Ų³ŁŲ¤ŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁ Ų¬ŁŁŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ°ŁŲ§ŁŁ Ł
ŁŁŁ Ł
ŁŁŁŲØŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲµŁŁŁŁŲŖŁ Ų„ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŲ°ŁŁŁŁ ŲØŁŲ¹ŁŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁ ŲØŁŲŁŁŁŲ«Ł ŁŁŲ§ ŁŁŲ³ŁŁ
ŁŲ¹Ł Ų£ŁŲ°ŁŲ§ŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŲØŁŁŁŲ§Ų³ŁŲ·ŁŲ©Ł Ł
ŁŁŁŲØŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲµŁŁŁŁŲŖŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ§ ŲØŁŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲ§ Ų°ŁŁŁŁŁŲ Ų§ŁŁŲ¬ŁŁŁŲ§ŲØŁ ŁŁŲ¹ŁŁ
Ł ŁŁŲ³ŁŁŁŁ Ų„ŁŲ¬ŁŲ§ŲØŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŲ°ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ°ŁŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŲØŁŁŲ±Ł ŲŗŁŲ§ŁŁŲ©Ł Ł
ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲµŁŁŁŁŲŖŁ ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁŲŗŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁ Ł
ŁŲÆŁŁ ŲØŁŲ¹ŁŁŁŲÆŁ ŁŁŲ°ŁŲ§ Ų„ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ°ŁŲ§ŁŁ Ł
ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŁŁŁŲ§Ų³ŁŲ·ŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŲØŁŁŲ±Ł Ų¹ŁŁŁ Ł
ŁŲ¤ŁŲ°ŁŁŁŁ ŁŁŲ¤ŁŲ°ŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁŁŁŲ¹ŁŁŁ Ų£ŁŁ
ŁŁŲ§ Ų„ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ°ŁŲ§ŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ“ŁŁŲ±ŁŲ·Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŲ¬ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁ Ų„ŁŲ¬ŁŲ§ŲØŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŁ ŲŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ ŁŁŲŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŁ Ų£ŁŲ¹ŁŁŁŁ
Ł
Artinya, ā(Pertanyaan) apakah disunahkan menjawab azan yang dikumandangkan melalui pengeras suara, jika muazin berada di kejauhan sekira suara azannya tidak terdengar kecuali dengan perantara pengeras suara? (Jawaban) Ya, tetap disunahkan menjawab orang azan tersebut. Kesunahan tadi berlaku apabila azan yang terdengar dari pengeras suara diperdengarkan oleh muazin secara langsung. Apabila azan yang terdengar adalah hasil rekaman, maka tidak sunah untuk menjawabnya karena kaset hanyalah menceritakan dan orang yang menceritakan tidak diceritai. Wallahu aālam.ā (Ismaāil Zain Al-Yamani Al-Makki, Qurratul āAin bi Fatawa Ismaāil Az-Zain, [Sarang: Maktabah Al-Barakah), halaman 65).
Pendapat senada juga sempat disinggung oleh anggota Dewan Majelis Qadhaā Tarim Yaman Al-Habib Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-Syathiri (wafat 1360 H) saat menjelaskan perihal hukum menjawab Ayat Sajdah yang dilantunkan melalui radio maupun televisi. Dalam kitabnya ia menyatakan:
ŁŁŁ
ŁŲ«ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ°ŁŲ§ŁŁ Ų¹ŁŁŁŲÆŁ Ł
ŁŲ§ ŁŁŲ³ŁŲŖŁŁ
ŁŲ¹ŁŁŁ Ł
ŁŁŁ ŁŁŲ°ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ¬ŁŁŁŲ²ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ±ŁŲØŁ Ų£ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲÆŁŲØŁ Ų„ŁŲ¬ŁŲ§ŲØŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ®ŁŲµŁŁŁŲµŁŲ§ Ų„ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁŁŲ§Ł ŲŁŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲØŁŲ§Ų“ŁŲ±ŁŲ©Ł ŁŁŁ
ŁŲ§ ŁŁŲ³ŁŁ
ŁŲ¹Ł ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł Ų¹ŁŁŁŲÆŁŁ
ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ„ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ ŲÆŁŲ®ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲŖŁ ŲŁŲ³ŁŲØŁ Ł
ŁŲ§ ŲøŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŲŖŁŲŁŲØŁŁ Ų„ŁŲ¬ŁŲ§ŲØŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŁ Ų®ŁŲµŁŁŲµŁ ŁŁŁŁŲ„ŁŲ¹ŁŁŲ§ŁŁ
Ł ŁŁŁŲ§Ł ŁŁŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŲ¬ŁŲ²ŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŲ³ŁŁŁŁ Ų„ŁŲ¬ŁŲ§ŲØŁŲŖŁŁŁ
Artinya, āDemikian pula azan, ketika kita mendengarnya melalui perangkat ini (radio) maka menurutku yang lebih mendekati ialah disunnahkan untuk menjawabnya. Terutama, apabila azan tersebut disiarkan dengan langsung (live) seperti yang kita dengarkan setiap hari dari kota Makkah, jika sudah masuk waktu shalat. Sehingga menurut pandanganku disunahkan untuk menjawabnya sebab perangkat tersebut berfungsi untuk menginformasikan. Maka, hal tersebut bermanfaat dan disunahkan untuk menjawabnya.ā (Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-Syathiri, Syarhul Yaqutun Nafis fi Mazhab Ibn Idris, [Jeddah, Darul Minhaj], halaman 170).
Menilik dua referensi barusan maka dapat disimpulkan, hukum menjawab lantunan azan yang berasal dari pengeras suara (speaker) ataupun media televisi, radio dan aplikasi yang terinstal di smartphone hukumnya diperinci. Apabila suara azan tersebut terdengar langsung dari lantunan suara muazin (bukan dari suara kaset yang diputar ataupun rekaman) atau disiarkan langsung (live streaming) maka hukum menjawabnya tetap disunahkan dan mendapatkan kesunahan. Namun apabila lantunan azan yang terdengar dari pengeras suara maupun aplikasi smartphone tersebut merupakan rekaman suara yang diputar maka tidak disunahkan untuk menjawabnya serta tidak mendapatkan kesunahan. Wallahuāalam bis shawab.
Ustadz A Zaeini Misbaahuddin Asyuari, Alumni Maāhad Aly Lirboyo Kediri dan pegiat literasi pesantren.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua