Syariah

Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Sendiri

Kam, 26 Desember 2019 | 05:00 WIB

Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Sendiri

Shalat gerhana matahari sendiri. (Ilustrasi: iStock)

Shalat sunnah gerhana matahari dapat dikerjakan sendiri di rumah masing-masing. Pendapat ini dipegang oleh Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki. Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki menyebutkan tata cara shalat gerhana matahari menurut kedua mazhab tersebut.
 

Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki dalam Ibanatul Ahkam, Syarah Bulughul Maram menyebutkan sebagai berikut:
 
وقالت الحنفية صلاة الخسوف ركعتان بركوع واحد كبقية النوافل وتصلى فرادى، لأنه خسف القمر مرارا في عهد الرسول ولم ينقل أنه جمع الناس لها فيتضرع كل وحده، وقالت المالكية: ندب لخسوف القمر ركعتان جهرا بقيام وركوع واحد كالنوافل فرادى في المنازل وتكرر الصلاة حتى ينجلي القمر أو يغيب أو يطلع الفجر وكره إيقاعها في المساجد جماعة وفرادى

Artinya, “Kalangan Hanafi mengatakan, shalat gerhana bulan itu berjumlah dua rakaat dengan satu rukuk pada setiap rakaatnya sebagai shalat sunah lain pada lazimnya, dan dikerjakan secara sendiri-sendiri. Pasalnya, gerhana bulan terjadi berkali-kali di masa Rasulullah SAW tetapi tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa Rasul mengumpulkan orang banyak, tetapi beribadah sendiri. Kalangan Maliki menganjurkan shalat sunah dua rakaat karena fenomena gerhana bulan dengan bacaan jahar (lantang) dengan sekali rukuk pada setiap kali rakaat seperti shalat sunah pada lazimnya, dikerjakan sendiri-sendiri di rumah. Shalat itu dilakukan secara berulang-ulang sampai gerhana bulan selesai, lenyap, atau terbit fajar. Kalangan Maliki menyatakan makruh shalat gerhana bulan di masjid baik berjamaah maupun secara sendiri-sendiri,” (Lihat Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam Syarah Bulughul Maram, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz I, halaman 114).
 

Sebelum shalat ada baiknya seseorang melafalkan niat terlebih dahulu sebagai berikut:
 
أُصَلِّي سُنَّةَ الكُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى 

Ushallî sunnatal kusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Saya shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah SWT.”
 

Adapun secara teknis, shalat sunnah gerhana matahari sendirian adalah sebagai berikut:

1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.

2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.

3. Baca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Al-Quran dengan sir (perlahan).

4. Rukuk. 

5. Itidal.

6. Baca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Al-Quran dengan sir (perlahan)

7. Rukuk.

8. Itidal

9. Sujud pertama. 

10. Duduk di antara dua sujud. 

11. Sujud kedua. 

12. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua. 

13. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Durasi pengerjaan rakaat kedua lebih pendek daripada pengerjaan rakaat pertama.

14. Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, duduk tasyahud untuk membaca tasyahud akhir.

15. Salam. 

16. Istighfar dan doa.

Shalat sendirian ini menjadi alternatif bagi mereka yang tidak sempat menghadiri shalat sunnah gerhana secara berjamaah. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)