Masalah fiqih ada yang cukup detail disampaikan atau dilakukan Baginda Nabi Muhammad ļ·ŗ, ada yang didapatkan penjelasannya secara global saja. Meski demikian, para ulama tetap merincinya lebih lanjut, memilah-milahnya, dan menerangkan hukumnya dalam berbagai kemungkinan kasus.
Aturan teknis ibadah menduduki posisi penting di mata Nabi. Beliau pula yang langsung melaksanakan dan mencontohkannya. Jadi salah apabila ada orang yang dengan seenaknya sendiri menjalankan agama dalam tatanan teknis sembari berkata, āWah, yang penting hatinya.ā Walaupun membersihkan hati dari kotoran-kotoran tentu sangat penting, namun urusan teknis ibadah tidak bisa dikelabuhi dengan kalimat āyang penting hatinya.āĀ
Di antara teknis fiqih ibadah tersebut adalah tentang bagaimana posisi berdiri yang tepat saat ada jamaah yang makmumnya hanya satu orang. Penjelasannya di antaranya terdapat dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Abbas radliyallâhu anhumâ. Sepupu Nabi ini mengisahkan:
ŲØŁŲŖŁŁ Ų¹ŁŁŁŲÆŁ Ų®ŁŲ§ŁŁŲŖŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ§Ł
Ł Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲµŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
ŁŲŖŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŲ§Ų±ŁŁŁ ŁŁŲ¬ŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁŁŁ
Artinya: āSaya pernah menginap di rumah bibi saya Maimunah. Rasulullah ļ·ŗ berdiri melaksanakan shalat. Saya berdiri di sebelah kiri beliau. Kemudian Nabi mengubah posisiku ke arah sisi kanan beliau.ā
Dalam memahami hadits di atas, ada yang memaknai posisi berdirinya makmum adalah di kanan imam dengan sejajar. Menurut Imam Nawawi, sunnahnya memang di kanan imam tapi tidak sejajar, namun agak mundur sedikit:
Ų§ŁŲ³ŁŁŁŁŁŲ©Ł Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ£ŁŁ
ŁŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁŁŲ§ŲŁŲÆŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ„ŁŁ
ŁŲ§Ł
Ł Ų±ŁŲ¬ŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁ Ų£ŁŁŁ ŲµŁŲØŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁ Ų£ŁŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲ³ŁŲŖŁŲŁŲØŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ£ŁŲ®ŁŁŲ±Ł Ų¹ŁŁŁ Ł
ŁŲ³ŁŲ§ŁŁŲ§Ų©Ł Ų§ŁŁŲ„ŁŁ
ŁŲ§Ł
Ł ŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ„ŁŁŁ Ų®ŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŲ§Ų±ŁŁŁ Ų£ŁŁŁ Ų®ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŲŖŁŲŁŲØŁŁ ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲŁŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲŁŲŖŁŲ±ŁŲ²Ł Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁ ŲŖŁŲØŁŲ·ŁŁŁ Ų§ŁŲµŁŁŁŁŲ§Ų©Ł ŁŁŲ„ŁŁŁ ŁŁŁ
Ł ŁŁŲŖŁŲŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŲŖŁŲŁŲØŁŁ ŁŁŁŁŲ„ŁŁ
ŁŲ§Ł
Ł Ų£ŁŁŁ ŁŁŲŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŲ«Ł Ų§ŲØŁŁŁ Ų¹ŁŲØŁŁŲ§Ų³Ł ŁŁŲ„ŁŁŁ Ų§Ų³ŁŲŖŁŁ
ŁŲ±ŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ³ŁŲ§Ų±Ł Ų£ŁŁŁ Ų®ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŁŁ ŁŁŲµŁŲŁŁŲŖŁ ŲµŁŁŁŲ§ŲŖŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ ŲØŁŲ§ŁŁŲ§ŲŖŁŁŁŁŲ§ŁŁ
Artinya: āSunnahnya makmum yang hanya satu saja itu berdiri di samping kanan imam. Baik makmumnya laki-laki dewasa atau anak kecil. Para pengikut mazhab Syafiāi mengatakan, disunnahkan bagi makmum untuk mundur sedikit saja dari posisi berdirinya imam (tidak sejajar).
Namun jika makmum datang terlambat sedangkan ia malah berdiri di samping kiri atau di belakang imam, ia disunnahkan untuk berpindah ke posisi kanan imam walaupun sudah dalam keadaan shalat. Meski begitu, makmum tetap harus menjaga dari gerakan-gerakan yang dapat membatalkan shalat.
Andai saja makmum tidak pindah posisi, imam disunnahkan untuk memindahkan posisi makmumnya. Hal ini sesuai haditsnya Ibnu Abbas di atas. Apabila makmum bersikukuh di samping kiri atau di belakang imam, hukumnya makruh tapi shalatnya tetap sah menurut kesepakatan ulama. (Imam Nawawi, Al-Majmuā, [DĆ¢rul Fikr], juz 4, halaman 291)Ā
Dengan demikian, dapat kita ambil kesimpulan, jika ada imam dengan satu makmum, sunnahnya makmum berdiri di kanan imam dengan mundur sedikit. Imam juga dianjurkan proaktif menggeser makmum untuk berada di posisi sebelah kanannya. Selain formasi demikian berhukum makruh meski shalat jamaah tetap tidak batal. WallĆ¢hu aālam. (Ahmad Mundzir)Ā