Risalah Redaksi

Harapan Baru Setelah Adanya Vaksin Covid-19

Ahad, 15 November 2020 | 09:00 WIB

Harapan Baru Setelah Adanya Vaksin Covid-19

Dunia telah melewati berbagai pandemi yang menewaskan jutaan manusia tapi semuanya mampu dilewati.

Seiring berjalannya waktu, riset-riset para ilmuwan di seluruh dunia akhirnya menghasilkan sejumlah prototipe vaksin yang diharapkan dapat mengatasi pandemi yang berlangsung hampir satu tahun di seluruh dunia ini. Dengan demikian, muncul harapan besar bahwa prospek kehidupan akan segera pulih. 


Sinovac merupakan salah satu vaksin yang sedang diuji oleh para periset di Indonesia dan belahan dunia lainnya. Kabar gembira juga datang dari produsen obat-obatan Pfizer bersama perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech yang tengah menguji vaksin yang konon memiliki efektivitas hingga 90%. Di Inggris Universitas Oxford dan AstraZeneca juga telah mengembangkan vaksin yang sama. Upaya penciptaan vaksin juga dilakukan di negara-negara lainnya. Berbagai pilihan vaksin ini akan memudahkan konsumen untuk menentukan mana yang paling berhasil secara maksimal mengingat masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.


Semakin lama pandemi ini berlangsung, semakin besar dampak yang harus diderita oleh masyarakat. Korban nyawa terus saja berjatuhan, terutama pada kelompok orang berisiko tinggi, yaitu mereka yang berusia lanjut atau memiliki sejumlah penyakit bawaan. Para tenaga kesehatan yang berada di garis depan merupakan orang-orang yang sangat rentan tertular. Sudah lebih dari 100 dokter yang meninggal karena Covid-19. Jika tidak ada pandemi ini, banyak hal yang dapat disumbangsihkan kepada masyarakat dari para korban tersebut.


Selama sembilan bulan pandemi di Indonesia yang dimulai pada Maret 2020, masyarakat sudah belajar untuk memahami karakteristik virus ini. Mereka sudah mampu memilah antara sikap takut dan hati-hati. Dengan demikian, bisa mengurangi risiko tertular virus Covid-19. Masyarakat sudah beraktivitas di luar dengan memperhatikan protokol kesehatan. Sayangnya ada juga yang sudah abai dengan bersikap seolah-olah sudah tidak terjadi apa-apa. Mereka menjadi kelompok berisiko tinggi yang kapan saja bisa tertular dan menularkannya kepada orang lain. 


Dengan pemahaman yang lebih baik, sebagian aktivitas publik atau aktivitas ekonomi sudah mulai berjalan. Hal ini mengurangi tekanan yang diakibatkan oleh masyarakat yang tidak berani keluar rumah. Usaha-usaha kecil dan mikro telah berjalan. Sebagian mengalami kebangkrutan ketika diterapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, tumbuh pula usaha baru dari para pekerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Meskipun, daya beli hingga kini belum pulih sebagaimana sebelumnya karena masyarakat tidak memiliki uang atau berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. 


Usaha-usaha besar dalam sektor tertentu masih mengalami tekanan besar, seperti transportasi, wisata, perhotelan atau usaha lainnya yang terdampak langsung oleh Covid-19 yang akhirnya terpaksa ditutup atau mengurangi aktivitasnya. Banyak usaha mengandalkan sebagian pendanaan dari pinjaman. Ketika pendapatan menurun akibat Covid-19, kemampuan mereka membayar cicilan pinjaman menjadi berkurang. Sebagian karyawan terpaksa dirumahkan. 


Aktivitas peribadatan di masjid sudah berlangsung. Shalat Jumat yang sebelumnya ditiadakan kini sudah berlangsung normal dengan mengikuti protokol kesehatan. Kegiatan keagamaan seperti majelis taklim atau pengajian juga sudah berjalan di berbagai tempat. Pemerintah Saudi Arabia telah mengizinkan pelaksanaan ibadah umrah secara terbatas. Harapannya untuk tahun 2021, ibadah haji sudah dapat dilaksanakan secara normal sebagaimana sebelumnya. Haji merupakan ibadah yang menjadi penyempurna rukun Islam. Banyak Muslim bercita-cita untuk sekali seumur hidup dapat menjalankan ibadah haji. 


Para orang tua masih menunggu kapan sekolah segera dibuka setelah sembilan bulan ditutup. Kebijakan belajar dari rumah dinilai kurang efektif dibandingkan dengan interaksi langsung antara guru dan murid di kelas. Para pelajar merasa lelah dan stres karena dalam sehari harus berhadapan dengan layar hp atau monitor komputer sedangkan hasil pembelajarannya minimal. Bagi pelajar setingkat SD atau madrasah ibtidaiyah, orang tua masih harus mendampingi anak-anaknya belajar daring sementara mereka juga disibukkan dengan urusan pekerjaan. 


Sebagian besar pesantren sudah membuka layanan pendidikannya. Terdapat beberapa yang menjadi klaster penyebaran Covid-19. Namun berbagai laporan menunjukkan mereka dapat kembali sehat walafiat. Keberhasilan penemuan vaksin akan mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko terjadinya penularan virus tersebut. 


Dunia telah melewati berbagai pandemi yang menewaskan jutaan manusia tapi semuanya mampu dilewati. Kelompok yang rentan menjadi korban adalah orang miskin, mereka yang kesehatannya tidak baik, atau kelompok rentan lainnya. Mereka perlu mendapatkan perlindungan lebih dibandingkan dengan kelompok mapan yang mampu dan tahu bagaimana cara melindungi dirinya. Mengingat rendahnya akses terhadap kebijakan pemerintah, mereka perlu mendapatkan advokasi agar kebijakan dari pemerintah ramah terhadap kepentingan masyarakat kecil.


Semoga kerja keras yang tak kenal lelah dari para ilmuwan untuk menciptakan penangkal virus berbahaya ini segera membuahkan hasil. Jutaan nyawa berhasil diselamatkan dari penyakit, jutaan nyawa diselamatkan dari kelaparan karena lumpuhnya aktivitas ekonomi. Di laboratorium-laboratorium yang sepi ini, kontribusi mereka untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban ditorehkan. Apresiasi tak terhingga harus diberikan atas dedikasi yang mereka berikan untuk menyelamatkan manusia dari pandemi yang menakutkan ini. (Achmad Mukafi Niam)