Tentang Janji Kita
Lupakan anganmu untuk menari di atas langit
Karena hari ini aku menunggumu
Di sini, di atas nisan bertabur mawar wangi
<>Yang telah tertulis namamu rapi
Sebagai janji pertemuan kita hari ini
Purwokerto, Maret 2014
Seribu Tanda Tanya
Siapakah aku? Sebuah tanya kuberikan pada cermin waktu
Biasnya memendar bisu ketika jawab hendak dipadu
Aku pun tak tahu siapa diriku,katanya.
Benarkah aku ada? Atau aku hanya sebuah pantulan cahaya belaka?
di sini kutulis ikhwalku dengan tinta sebaris kata
bahwa aku memang tak ada
Purwokerto, Maret 2014
Ada bintang di matamu
Ingin kukatakan sebenarnya
tentang suratku kepadamu waktu itu
yang kaubuang begitu saja
tanpa kaumembacanya
bahwa ada bintang di matamu
Purwokerto, Maret 2014
Karena Aku Sendiri
Ramai itu menyenangkan
Riang dalam tawa kebahagiaan
Dan aku bersamamu ikut tertawa
Ketika kita tertinggal kereta menuju Jogja
Purwokerto, Maret 2014
Menunggu Awan
Aku ingin terbahak saja pada angsana
Mengapa engkau begitu lupa pada angin teman kita
yang dulu bersama-sama menari di ujung pagi
ketika kita lelah menyandar pada awan
lalu aku ingat pada adzan yang berkumandang
memanggil kita untuk berbaris dalam sujud penyerahan
dan kau pun ikut bersamaku di sini
tunduk dalam ketiadaan
Tiada habis aku tersenyum padamu duhai angsana
kuberikan engkau angin agar engkau menari
tetapi engkau tak pernah mengerti betapa rindunya aku
menunggu awan menjemputku ke langit ketujuh
untuk menemui Tuhan kekasih hatiku
Purwokerto, Maret 2014
Malam Yang Tertunda
Anakku mendekatlah,
Pagi ini kuberikan engkau sebuah pena dan kertas putih untuk menulis suka cita
Ingatkah dulu ananda pada kisah kita
Ketika ananda mandi di sungai bening dekat rumah kita
Sambil mencari batu kecil tanda mata kita
Bersama ibunda mencuci pakaian di atas batu papan bersama kita
Anakku mendekatlah,
Siang ini kuberikan engkau sebuah cat dan kanvas puti huntuk melukis suka cita
Ingatkah dulu ananda pada kisah kita
Ketika ananda menghafal nazam alfiah di surau kecil dekat rumah kita
Hingga tertidur lelap karena asyiknya
Bersama ibunda mengantar pulang ananda
Anakku mendekatlah,
Malam ini kuberikan engkau sebuah lentera
Sebagai penerang ke rumah guru mengaj ikita
Agar engkau belajar menjadi seorang yang berjiwa sederhana
Bersamaku di dalam rumah kecil kita
Karena ibunda kini telah tiada
Purwokerto, Maret 2014
Triadi Untoro, lahir di Jakarta 1978, pernah kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Penggiat di komunitas Pendopo Buku. Sekarang tinggal di kota Purwokerto. Twitter @triadiuntoro
Terpopuler
1
Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang atas Bentrok FPI dengan PWI-LS
2
Ini Doa Memasuki Bulan Shafar, Lengkap dengan Transliterasi dan Terjemahnya
3
Mustasyar PBNU Serukan Pentingnya Nahdliyin Jaga Pemahaman Islam Moderat di Masyarakat
4
PBNU Akan Luncurkan Penulisan Sejarah NU Jilid Pertama pada Peringatan Satu Abad Masehi 31 Januari 2026
5
Salah Kaprah Memaknai Uang Haram sebagai Rezeki
6
RMINU Jabar Dorong Pemprov Tindak Lanjuti Evaluasi Hibah Pesantren
Terkini
Lihat Semua