Pesantren PESANTREN ULIL ALBAB

Wajibkan Santri Aktif Berkomunikasi Arab-Inggris

NU Online  ·  Selasa, 21 Januari 2014 | 07:02 WIB

Probolinggo, NU Online
Sejak didirikan oleh KH. Romli Syahir, Pesantren Ulil Albab yang berlokasi di Desa Brumbungan Lor Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ini mewajibkan setiap santri untuk berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.<>

“Pemilihan dua bahasa ini adalah pilihan logis. Sebab, untuk mendalami kitab kuning yang diajarkan di pesantren, santri harus menguasai bahasa Arab. Sedangkan untuk bahasa Inggris adalah karena bahasa ini merupakan bahasa internasional. Dua bahasa tersebut saat ini merupakan bahasa yang penting di dunia,” ungkap Kiai Romli, Selasa (21/1).

Menurut Kiai Romli, pengunaan kedua bahasa tersebut dijadwalkan setiap tiga hari sekali. Yakni bahasa Inggris pada Sabtu hingga Senin dan bahasa Arab dilaksanakan pada Selasa hingga Kamis. Sedangkan pada Jumat, santri dibebaskan untuk menggunakan bahasa yang lain. “Ketentuan tersebut tidak berlaku ketika berbicara dengan tamu atau orang tua,” jelasnya.

Penggunaan bahasa tersebut berlaku bagi santri yang sudah lama mukim. Sedang bagi santri baru, yakni belum setahun nyantri, hal tersebut tidak berlaku. Mereka yang tidak melaksanakan mendapatkan sanksi yang mendidik, seperti menghafal ayat-ayat tertentu atau membersihkan lingkungan pesantren. “Hal itu untuk memacu santri untuk lebih aktif belajar,” tutur suami dari Sofiah Badri ini.

Setiap harinya, santri yang mondok juga diwajibkan untuk menyetorkan tiga kosakata yang sudah dihafal kepada ustadz. Dengan dua bahasa asing yang diterapkan, setiap santri mengumpukan enam kosakata baru.

Sedangkan untuk memperdalam kedua bahasa tersebut banyak cara yang diterapkan di pesantren tersebut. Yaitu, mendatangkan narasumber dari negara yang menggunakan bahasa tersebut. Kemudian, meningkatkan kualitas ustadz-ustadzah dengan membiayai kuliah mereka di perguruan yang kompeten.

Di samping itu pesantren juga menggunakan panduan majalah bahasa asing, VCD serta menonton TV asing via parabola. “Kami juga mendatangkan pengajar dari Pesantren Al-Amin Prenduan Sumenep,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Anam)

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua