Pesantren

Tetap Pertahankan Pengajaran Ilmu Salaf

NU Online  ·  Selasa, 13 Agustus 2013 | 01:40 WIB

Probolinggo, NU Online
Pesantren Nurul Qadim yang terletak di Desa Kalikajar Kulon Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu pesantren yang tetap berpegang teguh pada pelajaran-pelajaran ilmu salaf.<>

Pesantren ini didirikan oleh KH. Hasyim atau yang cukup dikenal dengan sebutan Kiai Mino. Kini pesantren ini diasuh oleh KH. Hasan Abdul Jalal Hasyim. Dari waktu ke waktu, pesantren ini terus didatangi oleh santri yang berasal dari dalam dan luar Kabupaten Probolinggo.

Tidak sulit untuk mencari Pesantren Nurul Qadim. Dari arah Surabaya maupun Banyuwangi, kita bisa turun di Desa Kalikajar Kulon Kecamatan Paiton. Dari sini kita bisa tanya kepada masyarakat yang sudah banyak mengenal pesantren tersebut. Dari jalan raya, kita masih harus naik becak maupun ojek ke arah selatan yang disisi kanan dan kirinya banyak ditumbuhi pohon kelapa.

Sesampainya di pesantren tersebut, sayup-sayup lantunan ayat suci Al-Qur’an sudah terdengar dari luar lingkungan pesantren. Di tengah-tengah pesantren tersebut berdiri sebuah masjid kuno yang didirikan oleh Kiai Mino dan diresmikan oleh oleh gurunya yaitu KH. Muhammad Hasan, pengasuh kedua Pesantren Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo. 

Mengenai pengajaran, Kiai Hasan Abdul Jalal Hasyim tetap mempertahankan pengajaran ilmu salaf saja. Tidak ada pelajaran formal seperti madrasah yang mengajarkan ilmu-ilmu umum. “Kami memang khusus mencetak kiai. Meski tidak menjadi kiai besar, yang terpenting bermanfaat di masyarakat. Sekarang mencari orang pintar banyak, tetapi repot untuk mencari calon kiai,” ujarnya.

Kini lembaga pendidikan di Pesantren Nurul Qadim semakin lengkap dan makin berkembang. Seperti lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Pendidikan Alqur’an (TPQ), Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Muadalah.

Pesantren ini tetap berpegang teguh untuk tetap mengedepankan ilmu-ilmu agama. Bahkan, pesantren ini menolak segala bentuk bantuan dari pemerintah. “Pesantren ini dibangun dengan dana pribadi pesantren. Tidak ada bantuan dari pemerintah dan kami memang tidak mau itu. Karena kalau kami menerima bantuan dari pemerintah, bisa-bisa kami didikte untuk mengikuti mereka,” pungkasnya.


Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua