Pesantren

Santri Pesantren Istiqlal Berlatih Menjahit

NU Online  ·  Selasa, 15 April 2014 | 12:00 WIB

Probolinggo, NU Online
Sebagai upaya untuk memberikan keterampilan kepada para santrinya, Pesantren Istiqlal di Dusun Jurangdalam Desa Sumbercenteng Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo melatih santrinya ilmu menjahit tingkat dasar, Senin (14/4).
<>
Dalam pelatihan ini, Pesantren Istiqlal menggandeng Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Probolinggo. Tidak hanya kerja sama, BPPKB juga memberikan bantuan mesin jahit beserta pelatihnya untuk mengajari santri ilmu menjahit tingkat dasar.

Pelatihan menjahit tingkat dasar ini dihadiri oleh Pengasuh Pesantren Istiqlal KH. Imam Syafi’i, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan BPPKB Kabupaten Probolinggo Hj. Amalia Etiq Primahayu, Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Kotaanyar Suparman beserta sejumlah santriwati.

Pengasuh Pesantren Istiqlal KH Imam Syafi’i mengungkapkan bahwa pelatihan menjahit tingkat dasar ini diberikan sebagai upaya untuk memberikan bekal keterampilan kepada santrinya agar setelah lulus dari pesantren bisa mandiri dan menjadi seorang wirausaha.

“Kami tidak ingin setelah lulus dari pesantren ini para santri tidak memiliki bekal keterampilan dan tertinggal dengan kemajuan zaman yang semakin pesat. Paling tidak nantinya ada keseimbangan antara ilmu agama maupun umum dengan keterampilan yang dimilikinya,” ungkapnya.

Sementara Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan BPPKB Kabupaten Probolinggo Hj. Amalia Etiq Primahayu menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu upaya dari Pemerintah Daerah untuk bisa menciptakan wirausaha baru dari kalangan santri.

“Saat ini zaman sudah maju seiring dengan perkembangan era globalisasi. Pengusaha sukses bukan hanya milik para konglomerat. Para santripun bisa menjadi seorang wirausaha handal asalkan ada kemauan dan usaha. Semoga pelatihan ini mampu menjadikan santri seorang wirausaha yang tangguh dan profesional,” ujarnya.

Pelatihan menjahit tingkat dasar ini mendapatkan apresiasi dari Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Kotaanyar Suparman. Menurutnya, pelatihan-pelatihan semacam ini perlu terus diberikan kepada santri pesantren agar mampu mengikuti perkembangan zaman.

“Sekarang zamannya sudah berubah dan santripun harus bisa mengikuti perubahan perkembangan zaman tersebut. Sebab kalau tidak, nantinya santri akan tertinggal oleh zaman. Hanya saja kuncinya satu, harus tetap berpegang teguh kepada akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja),” ungkapnya singkat. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua