Pesantren Global Napak Tilas Penaklukan Konstantinopel
NU Online · Rabu, 27 Februari 2013 | 09:34 WIB
Malang, NU Online
Kajian rutin yang diasuh langsung oleh Agus Sunyoto di Pesantren Global, Malang, Selasa (26/2), menapaktilasi perjuangan Muhammad al-Fatih dalam menaklukkan Konstantinopel. Dimulai dengan nonton bareng film Fetih 1453 yang menceritakan perjuangan Muhammad al-Fatih dalam menaklukkan Konstantinopel.<>
Setelah melihat perjuangan al-Fatih, Agus Sunyoto dan beberapa santri yang hadir merefleksikan kisah film yang di adopsi dari novel yang berjudul Fetih 1453 tersebut.
Menurut Romo, sapaan akrab Agus Sunyoto di Pesantren itu, negara yang kuat akan terbentuk dengan kecintaan masyarakatnya. Hal itu terlihat jelas dalam film itu, dimulai dari warga, tentara, penasehat hingga sultan sangat menjunjung tinggi negara hingga akhirnya memperoleh kemenangan, meski dengan perjuangan yang tidak sebentar, 40 hari lebih.
Kecintaan seorang pimpinan harusnya tergambar dalam tindak-tanduk Murat sultan sebelum Mahmet yang lebih mencintai negara dengan mendedikasikan dirinya pada negara, bahkan mengesampingkan keluarganya sendiri, “Itulah yang dibutuhkan Indonesia saat ini, dan masih belum ada hingga saat ini,” ujarnya.
Selain itu, sejarah yang tidak boleh dilupakan dari perjalanan Muhammad al-Fatih ialah sikap moderat selaku pemimpin. Pola kepemimpinan Muhammad al-Fatih hampir sama dengan apa yang telah dilakukan oleh Sholahuddin al-ayyubi, yakni ketika menang dalam peperangan tidak semena-mena balas dendam dan membunuh semua musuh, namun sebaliknya, Mahmet II memberi kebebasan beragama dan keamanan pada siapapun.
Hal ini yang tidak pernah dilakukan oleh bangsa Eropa ketika menjajah. Mereka akan memberangus habis semua jajahan dan memaksakan ajaran Katolik, tak pelak dendam dan konflik pun akan terus terjadi antara katolik dan Kristen ortodoks akibat perbuatan keji sang pemenang perang.
“Masa ketika Muhammad al-Fatih menaklukkan Konstantinopel adalah masa awal Wali Songo di Indonesia,” pungkas Agus.
Pesantren Global Tarbiyatul Arifin sendoro yang bertempat di belakang Pemandian Wendit, Malang. Pesantren ini dibesut oleh Agus Sunyoto, sejarawan NU penyusun Atlas Wali Songo.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Diana Manzila
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua