Kiai Nur Iman Mlangi, Pejuang Revolusi Pendiri Banyak Pesantren
NU Online · Kamis, 21 November 2013 | 02:03 WIB
Yogyakarta, NU Online
Salah seorang yang berjasa dalam sejarah revolusi Indonesia adalah Kiai Nur Iman. Ulama asal Mlangi, Yogyaarta, ini turut melawan penjajahan Belanda dan andil besar dalam persebaran dakwah Islam.
<>
Demikian dinyatakan KH Abdullah, pengasuh Pondok Pesantren Ar-Risalah Mlangi, Yogyakarta, seiring dengan peringatan haul ke-24 Kiai Nur Iman, Selasa (19/11), di pesantren setempat yang dihadiri puluhan ribu jamaah.
KH Abdullah menjelaskan, Kiai Nur Iman yang bernama asli BPH Sandiyo adalah putra RM. Suryo Putro, yang setelah menjabat sebagai Raja diberikan gelar Susuhunan Amangkurat Jawi/Amangkurat IV. Walapun Kiai Nur Iman seorang pangeran namun ia ikhlas tidak menggunakan keningratannya untuk memimpin kraton.
“Beliau lebih tertarik untuk mengembangkan dan mensyiarkan ilmu agama,” katanya.
Kiai Nur Iman diperkirakan lahir pada tahun 1700 M, pada saat terjadi perang saudara antara Pangeran Samber Nyowo atau RM Said dan Pangeran Mangkubumi atau RM Sujono sehingga terjadilah perjanjian Gianti (1755) yang membagi Kerajaan Mataram Kartosuro menjadi dua, yaitu dari prambanan ke timur milik susuhunan Pakubuwono III, beribukota di Surakarta, dan dari Prambanan ke barat Milik Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I.
KH Abdullah mengajak masyarakat Yogyakarta, khususnya didaerah Sleman dan Mlangi, untuk meneladani kesederhanaan dan kealiman Kiai Nur Iman.
“Keilmuan Kiai Nur Iman didapat saat beliau belajar dan dibesarkan di Pondok Pesantren Gedangan, Surabaya, yang diasuh oleh Kiai Abdullah Muhsin,” tambahnya.
Buah perjuangan dakwah Kiai Nur Iman adalah berdirinya 12 pondok pesantren di Mlangi, antara lain, Pesantren Al-Miftah, Pesantren As-Salafiah, Pesantren Falahiyah, Pesantren Al-Huda Mlangi Timur, Pesantren Hujatul Islam, Pesantren Salimiyah, Pesantren An-Nasyath, Pesantren Ar-Risalah, Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Pesantren Al-Quran, Pesantren Darussalam dan Pesantren Aswaja Nusantara.
Diluar Mlangi, murid-murid Kiai Nur Iman mendirikan Pesantren Krapyak, Watu Congol, Tegalrejo, Al-As-Ariyah Kalibeber, Annawawi Berjan Purworejo, Bambu Runcing Parakan Temanggung, Secang Sempu Magelang dan Annawawi berjan Purworejo Nurul Iman Jambi.
Peringatan haul ke-24 Kiai Nur Iman berlangsung meriah dan dipadati warga dari berbagai daerah. Ketua panitia haul, H Mustofa, mengaku bangga bisa menjamu para tamu dan peziarah yang jumlahnya puluhan ribu orang.”Tiap tahun selalu mengalami peningkatan,” katanya. (Akhsan Ustadhi/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
6
Tuntutan Tak Diakomodasi, Sopir Truk Pasang Bendera One Piece di Momen Agustusan Nanti
Terkini
Lihat Semua