Pesantren Mengikuti Mabisa Nuris (2)

Kalimat Pengingat Tersebar di Sekitar Pesantren

Sab, 7 Juli 2018 | 01:30 WIB

Jember, NU Online
Pembinaan karakter, tidak semata ditentukan oleh pemberian materi maupun penerapan kurikulum yang baik. Namun  teladan pendidik juga memegang peranan penting untuk membentuk karakter murid. 

Karenanya, Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur, juga sangat memperhatikan kualitas akhlak tenaga pengajar maupun karyawan. Hal ini juga tercermin dalam pelaksanaan Masa Bimbingan Santri (Mabisa) Nuris tahun ajaran 2018/2019. 

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Gus Robith Qashidi, guru maupun panitia Mabisa harus memberikan contoh perilaku yang baik kepada segenap santri. Karena merekalah yang nantinya membimbing dan melayani santri baru dalam mengikuti Mabisa selama dua bulan. 

“Kurikulum harus didukung oleh perilaku pendidik yang baik. Guru wajib menjadi suri teladan bagi anak didiknya,” katanya kepada di NU Online di sela Mabisa, Jumat (6/7).

Lingkungan, kata Gus Robith, juga merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembentukan karakter anak didik. Selain lingkungan pergaulan, lingkungan alam juga bisa dimanfaatkan agar ikut berperan. Itulah sebabnya, di Nuris ditemukan sejumlah tulisan hadits maupun perkataan (qaul) ulama yang berisi tentang akhlak. Semua tertempel di tembok dan tempat umum di lingkungan pesantren. 

“Tulisan tersebut sebagai pengingat bagi santri dan kita semua tentang satu hal. Dan itu tidak hanya saat Mabisa. Sepanjang tahun tulisan serupa pasti tertempel, namun beda tema,” jelasnya.

Tulisan pengingat itu terkait dengan problema hidup sehari-hari. Misalnya hadits yang mengingatkan: Jangan marah, maka engkau akan mendapatkan surga. Atau qaul ulama seperti perkataan Syaikh Muhammad bin Alwi Al-Maliki bahwa melekatnya ilmu dapat diperloleh dengan cara muthalaah, dan barakahnya bisa diraih dengan berkhidmat. Sedangkan manfaat bisa didapatkan dengan ridla sang guru, dan sebagainya.

“Jadi, ini salah satu teknik untuk mengingatkan santri, dan ini efektif karena setiap hari dibaca oleh santri dan siapa pun yang lewat,” tandasnya. (Aryudi Abdul Razaq/Ibnu Nawawi)  

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua