Isi Liburan Kampus, Santri Darul Hikam Ngaji Kitab Tasawuf
NU Online · Sabtu, 6 Februari 2016 | 21:02 WIB
Di masa liburan kampus IAIN Jember Januari-Pebruari 2016 ini, Pesantren Darul Hikam Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember tidak serta merta meliburkan para santri. Pesantren ini menyediakan pengajian kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Ghazali.
Pelajaran ini berbeda dengan yang biasa diajarkan di pesantren mahasiswa ini. Biasanya, ilmu yang diajarkan di pondok ini adalah kitab-kitab nahwu, sharaf, fiqh, ushul fiqh, dan qawaidul fiqhiyah.
Program khataman kitab Bidayatul Hidayah ini merupakan tradisi baru di Pesantren Darul Hikam. Untuk mengisi kekosongan kegiatan selama liburan semester, pihak pesantren sengaja mengajak mahasiswa untuk tidak pulang, tapi mengisinya dengan kegiatan positif seperti pengajian kitab ini.
Pengasuh Pesantren Darul Hikam DR Kiai MN Harisudin mengatakan bahwa pilihan mengaji kitab ini adalah agar mahasantri tidak terlalu melihat aspek legal-formal saja dan juga tidak hitam putih halal dan haram. Pelajaran ini dipilih agar mahasantri memiliki jiwa kemanusiaan yang digali dari kitab tasawuf.
“Saya kira, pas jika yang dikaji kitab tasawuf karya Imam Ghazali. Ini kitab dasar tasawuf yang cocok untuk mahasantri Pesantren Darul Hikam yang 100 persen mahasiswa IAIN Jember. Biar mereka lebih punya ‘rasa tasawuf’ dalam kehidupan sehari-hari,” tukas Kiai Haris yang kini diamanahkan sebagai Katib Syuriyah PCNU Jember.
Apalagi di tengah-tengah persaingan global dan budaya modern yang nyaris meluluhlantakkan bangunan agama, nilai spritualitas yang dibawa kitab tasawuf sangat penting dihadirkan dalam kehidupan ini.
“Kritik Imam Ghazali dalam kitab ini, saya kira masih relevan. Misalnya orientasi mencari ilmu untuk pangkat, jabatan, dan kekayaan. Ini kan sesuai dengan kondisi sekarang yang hanya berorientasi ijazah?” kata Doktor Ushul Fiqh keluaran IAIN Sunan Ampel, Surabaya.
Kiai Harisudin berharap mahasantri Pesantren Darul Hikam dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh dalam kitab Bidayatul Hidayah ini. Ini sesuai dengan moto Pesantren Darul Hikam, “Ilmu yang diamalkan. Dan amal yang berdasarkan Ilmu”. (Muhyidin/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
6
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
Terkini
Lihat Semua