Probolinggo, NU Online
Dalam rangka untuk menjawab tantangan perkembangan zaman, Pesantren Bani Rancang yang berada di Desa Lemah Kembar Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo terus berbenah diri. Hal ini dilakukan agar pesantren yang diasuh oleh KH. Ahmad Siddiq tersebut bisa berkembang dan bersaing dengan pesantren lain baik dalam segi kuantitas maupun kualitas.<>
Sejak tahun 1985 silam, Pesantren Bani Rancang mulai mendirikan lembaga pendidikan formal berupa Madrasah Ibtidaiyah dan dilanjutkan dengan pendidikan formal lainnya. Hinggi ini, pendidikan formal yang sudah berdiri di pesantren tersebut meliputi Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Raudatul  Athfal (RA).
“Semua lembaga pendidikan formal sudah ada di Pesantren Bani Rancang ini. Namun untuk perguruan tinggi saja yang masih belum ada. Jadi buat santri yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi harus mencari di luar pesantren,” kata Pengasuh Pesantren Bani Rancang KH Ahmad Siddiq, Ahad (21/7).
Tetapi mendirikan perguruan tinggi menurut Kiai Siddiq, bukanlah hal yang tidak mungkin untuk didirikan di Pesantren Bani Rancang ini. Namun semua itu hanya menunggu waktu saja, karena pesantren ini masih fokus untuk membesarkan lembaga formal yang sudah ada.
“Kalau lembaga pendidikan yang ada sudah berkembang dan maju, maka saya akan berfikir untuk mendirikan lembaga pendidikan perguruan tinggi. Sehingga santri yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi tidak perlu keluar dari pesantren,” jelasnya.
Kiai Siddiq mengatakan, tujuan didirikannya lembaga formal ini yakni untuk menjawab tantangan dan tuntutan zaman. Karena zaman sekarang sudah tidak sama lagi dengan zaman tempo dulu. Apalagi saat ini informasi dan teknologi sudah menjadi hidangan setiap harinya.
“Santri sekarang juga harus bisa mengimbanginya dengan ikut menguasai ilmu umum berupa kemajuan informasi dan teknologi. Karena santri tidak harus pintar ngaji saja, tetapi juga harus paham perkembangan zaman yang modern ini,” pungkasnya.
Redaktur   : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua