Pesantren

Darus Sholah, Pesantren Persemaian Seniman Kaligrafi

Sel, 5 Maret 2019 | 02:02 WIB

Darus Sholah, Pesantren Persemaian Seniman Kaligrafi

Madjid dengan kubah berwarna hijau berdiri kokoh Pondok Pesantren Darus Sholah

Jember, NU Online
Darus Sholah. Nama Pondok Pesantren yang satu ini, dikenal sebagai lembaga yang melahirkan banyak seniman kaligrafi. Pondok Pesantren yang terletak di Jalan Moh Yami Nomor 25, Kelurahan Tegalgesar, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur ini didirikan oleh KH Yusuf Muhammad (Gus Yus) tahun 1987. Semasa hidupnya, Gus Yus pernah menjabat sebagai Ketua MPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI.

Di bawah besutannya, Darus Sholah berkembang cukup pesat. Kendati saat itu ia menjadi anggota DPR RI yang harus bolak-balik  Jember-Jakarta, tapi Darus Shoah tetap terurus. Bahkan ia berhasil merintis berdirinya SMA Unggulan BPPT di pesantren tersebut. Sebuah lembaga  hasil kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Namun sayang, Gus Yus wafat lebih cepat. Ia meninggal dunia  saat pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di Bandara Internasioanl Adi  Soemarmo, Solo (Desember 2004). Ketika itu, Gus Yus akan menghadiri Muktamar NU di Asrama Haji Donohudan, Solo. Meski pesawat itu hanya menabrak pagar pembatas bandara,  hingga moncongnya menjulur keluar, namun tetap  saja memakan korban, termasuk di antaranya Gus Yus.

Sejak awal Pondok Pesantren Darus Sholah memang ‘cinta’ kaligrafi. Hal itu bisa dilihat dari masuknya pelajaran kaligrafi di kurikulum  semua lembaga pendidikan formal mulai dari SD, SMP, SMA, dan Madrasah Aliyah.

“Jadi di situ, kaligrafi masuk muatan lokal,” tukas Ketua Pengurus  Pondok Pesantren Darus Sholah, M Hanif  Lutfi kepada NU Online di Jember, Senin (4/2).

Karena itu, tak heran jika Darus Sholah melahirkan banyak seniman kaligrafi berpresatasi mulai dari kelas  kabupaten hingga nasional, bahkan internasional. Beberapa nama seniman kaligrafi Darus Sholah yang telah berprestasi dalam 3 tahun terakhir, di antaranya, 1.  Reska Dian Alyagustin (juara 1 Nasional Kaligrafi Kontemporer di Kalimantan), 2. Abdullah Robeid Sholeh (juara 1 Kaligrafi Kontemporer Kabupaten Jember), 3. Intan Dwi Masrullah (juara 1 Kaligrafi Dekorasi antar Mahasiswa se-Jawa Timur dalam event MTQ Regional Mahasiswa), 4. Risvan Rohmatullah (juara 2 Kaligrafi Dekorasi se-Jawa Timur, event Pekan Arabi di Universitas Negeri  Malang), dan 5. Miftahul Jannah (juara 1 Kaligrafi Kolase se-Jawa Timur di Gresik).

Tidak sekedar masuk kurikulum, namun kaligrafi juga diajarkan di kelas ekstra, khususnya bagi santri yang masih ingin menambah ilmu soal tulisan indah  Arab itu.

“Selain membuka kelas ekstra, kami juga melayani kelas malam, tentu bagi mereka yang benar-benar  ingin paham soal kaligrafi,” timpal  pembina kaligrafi Darus Sholah, Ustadz Ahmad Jimly Ashari.

Kendati  kaligrafi mendapat perhatian sedemikian rupa, namun pesantren yang memiliki 1.100 santri itu tidak mengabaikan  pelajaran yang lain. Bahkan tak jarang siswanya meraih prestasi di bidang agama dan umum.

Kini Darus Sholah diasuh oleh Ning Hj. Rosydiah Yusuf (istri almarhum Gus Yus), dengan dibantu sejumlah santri senior. 

Walaupun persaingan saat ini cukup tajam, namun Darus Sholah tetap eksis dengan ciri khasnya. Darus Sholah tetap akan jadi persemaian seniman kaligrafi, yang siap mengorbit di percaturan nasional dan dunia. (Aryudi AR)


Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua