Pesantren

Berawal dari Musholla, Pesantren Nurul Hasan Kini Makin Eksis

NU Online  ·  Sabtu, 6 Desember 2014 | 04:02 WIB

Probolinggo, NU Online
Pendidikan keagamaan di Desa Opo-opo Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo mulai berkembang sejak tahun 1948. Pendidikan itu berawal dari sebuah musholla yang kini sudah berubah wajah menjadi Pesantren Nurul Hasan. Dalam proses pembelajarannya, pesantren ini menerapkan sistem pembelajaran model Pesantren Sidogiri Kabupaten Pasuruan.<>

Jum’at (5/12), lantunan ayat suci Al Qur’an mengalun merdu dari pengeras suara masjid Pesantren Nurul Hasan. Pesantren ini terlihat cukup asri dengan tanaman pohon mangga. Halaman pesantren juga terlihat sangat bersih.

Pesantren Nurul Hasan mempunyai lembaga pendidikan yang cukup lengkap. Lembaga pendidikan formal yang berdiri terdiri dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) dengan nama Raudlatul Muta’allimin.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) informal berlangsung tiap pagi, sore dan malam hari. Seakan tidak kenal waktu. “Pembelajaran berlangsung sepanjang hari. Hanya terpotong waktu sekolah formal saja,” ungkap Kepala MA Raudlatul Muta’allimin Pesantren Nurul Hasan Zaenullah Fatah.

Pembelajaran informal yang diberikan pada santri meliputi pembelajaran nahwu, shorrof, baca kitab kuning, tafsir dan pelajaran agama lainnya. Pendidikan informal ini terdiri dari tiga angkatan. Yakni, tingkat ula (awal), wustho (pertengahan) dan ulya (atas).

Selain mendidik santri melalui jalur formal dan informal, Pesantren Nurul Hasan ini juga tetap menjaga silaturahim dengan masyarakat. Yakni dengan menggelar pengajian Majelis Dzikir dan sholawat. “Pengajiannya tiap Jum’at dan Senin malam,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Anam)

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua