Pesantren

Alumni Qudsiyyah Gelar Workshop Kurikulum 2013

NU Online  ·  Sabtu, 19 April 2014 | 08:01 WIB

Kudus, NU Online
Ikatan Alumni Qudsiyyah (IKAQ) bekerjasama dengan Mutakhorrijin Qudsiyyah di Semarang (MAQDIS) menggelar Workshop Implementasi Kurikulum 2013 bertema "Peningkatan Kapasitas Akademik Guru Madrasah Qudsiyyah." Acara tersebut digelar di Aula Madrasah Qudsiyyah Jl KH Raden Asnawi Gang Kerjasan Kota Kudus, Sabtu (19/4) pagi.<>

Workshop dimulai dengan tahlil umum dan lantunan sholawat Asnawiyah karya KH R Asnawi. Dalam sambutannya selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Qudsiyyah (YAPIQ), Drs HM Nadjib Hassan mengatakan, pendidikan di Indonesia masih jauh dari ekspektasi. Hal ini karena lemahnya moral dan karakter. Oleh karenanya, dia berpesan kepada alumni agar "Ojo lali karo weton" (Jangan lupa asal usul).

Sementara itu, Ketua IKAQ Dr HM Ihsan MAg menjelaskan bahwa pembicara kunci (keynote speaker) workshop ini sebetulnya Prof Abdurrahman Mas'ud PhD dari Jakarta. "Namun karena Prof Rahman pekan lalu mengalami kecelakaan tunggal saat hendak Jum'atan, maka hari ini berhalangan hadir. Mari kita doakan beliau agar segera pulih dari sakitnya dan dapat beraktivitas seperti biasa," katanya.

Meski demikian, lanjut Ihsan, Mas Dur (sapaan akrab Abdurrahman Mas'ud) mengirimkan paper-nya kepada panitia. Ihsan berharap Alumni Qudsiyyah meningkatkan bakti alumni kepada almamater. Hal ini bisa dilakukan melalui bakti pendidikan di berbagai tempat. "Saya sangat apresiate kepada Maqdis, alumni yang di Semarang menggelar acara seperti ini," ujarnya.

Menurut H Durrun Nafis SE, salah seorang guru MA Qudsiyyah, acara yang digelar hingga nanti sore ini dihadiri sekitar 80 orang guru dari berbagai jenjang di bawah YAPIQ Kudus. "Guru di yayasan ini ada lebih dari seratus orang. Tapi, tidak ikut semua," ujarnya.

Kegiatan workshop kali ini, lanjut Nafis, mengundang dua pembicara: Dr H Fattah Syukur, MAg dari IAIN Walisongo Semarang, dan Ismail SM MAg. "Jadi, selain Mas Dur, dua narasumber tersebut akan berdiskusi dengan para guru di sini," terangnya.

Nafis menceritakan, jumlah siswa di Madrasah Qudsiyyah kurang lebih 1500 anak. Mereka terpisah di tiga jenjang, yakni Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. "Di sini ada dua jenis pesantren, takhassus dan umum. Yang takhassus ada 120 santri, yang umum lebih dari itu," papar adik kandung Prof Abdurrahman Mas'ud yang juga menantu KH Sya'roni Ahmadi ini.

Hingga berita ini diturunkan, kegiatan workshop memasuki sesi pemaparan materi pertama "Strategi Penerapan Kurikulum 2013 di Madrasah" oleh Dr H Fattah Syukur. Usai coffee break, materi kedua "Pengembangan Perangkat Pembelajaran" dan ketiga "Praktik Pembuatan Perangkat Pembelajaran" akan dipaparkan Ismail SM, MAg. (Ali Musthofa Asrori/Alawi)

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua