Pemberdayaan

Enam Program Unggulan UPZISNU Mrisi

Jum, 12 April 2019 | 21:00 WIB

Enam Program Unggulan UPZISNU Mrisi

Bantuan Operasional Mushala, salah satu program unggulan UPZISNU Mrisi.

Jakarta, NU Online
Unit Pengumpul Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) Ranting Mrisi merupakan salah satu UPZISNU yang berada di bawah UPZISNU Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

UPZISNU Mrisi aktif sejak pertengahan tahun 2018 lalu. Meski berkedudukan di tingkat desa, UPZISNU Mrisi tidak ketinggalan untuk memperluas kiprahnya melalui beragam program.

Ketua UPZISNU Mrisi, Ahmad Taufiq Ma'sum mengatakan memasuki tahun 2019 ini, program kerja UPZISNU Ranting Mrisi dibagi menjadi dua, yakni program kerja jangka pendek dan program kerja jangka panjang. Program kerja jangka pendek adalah program-program yang akan dilaksanakan selama atau berada di tahun 2019. Sementara program kerja jangka panjang adalah program-program yang ingin dicapai pada tahun-tahun berikutnya.

"Ada enam program tahun 2019 yang meliputi pembuatan papan nama NU dan Banom, program peningkatan kapasitas (capacity building), santunan atau bantuan kematian, bantuan operasional mushala, santunan dhuafa, dan bantuan kebencanaan," kata Taufiq Ma'sum saat dihubungi NU Online dari Jakarta belum lama ini.

Ia merinci, program pertama yaitu pembuatan papan nama NU dan badan otonom, di mana UPZISNU Mrisi mendukung dari segi pembiayaan. Papan nama NU dan badan otonom menjadi media bahwa di Mrisi, jamiah NU beserta badan otonomnya hadir.

Program kedua, peningkatan kapasitas diadakan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kapasitas tenaga maupun pengurus dalam pengelolaan UPZISNU. "Bentuknya melalui training, pelatihan, kursus, worksop, konsultasi, atau koordinasi," ujarnya.

Program ketiga adalah pemberian santunan kematian. UPZISNU Mrisi memberikan dana bantuan kepada keluarga yang anggotanya meninggal dunia. Penerima batuan santunan kematian disyaratkan beragama Islam, bukan meninggal disebabkan oleh bunuh diri atau maksiat. Bantuan juga diberikan kepada seluruh warga tanpa ada perbedaan status sosial maupun golongan.

"Waktu pemberian maksimal tujuh hari setelah kematian dengan jumlah santunan 300 ribu. Pemberian bantuan biasanya pada saat tahlilan," imbuhnya.

Keempat adalah bantuan operasional mushala. Bantuan ini untuk mendukung mushala baik dari sisi fisik maupun kegiatan untuk memakmurkan mushala. Bantuan mushala dimassifkan terutama menjelang bulan Ramadhan di mana besarnya bantuan untuk setiap mushala mencapai 500 ribu rupiah.

Berikutnya santunan duafa. Program ini dilakukan pada bulan Muharam peringatan tahun baru Hijriah, atau jika ada tidak mampu bekerja, tidak memiliki harta atau penghasilan, dan lemah ekonomi fikiran maupun kesehatan.

Sementara program keenam yaitu bantuan kebencanaaan. Besarnya bantuan anatar 500 ribu hingga satu juta rupiah. Bisa juga jika bencana nasional digalang dengan musyawarah pengurus, atau jika ada intruksi dari pusat, wilayah maupun kabupaten.

Adanya enam program unggulan tersebut merupakan hasil evaluasi dan rapat kerja UPZISNU Mrisi bulan Maret lalu. Kala itu, rapat kerja melibatkan unsur pemerintah desa, BPD, LPMD, RW, RT, tokoh masyarakat serta internal NU dan Banomnya. 

Adapun sumber dana untuk membiaya program-program tersebut adalah pemanfaatan kotak infak (Koin) NU. Saat ini, kata Ma'sum terdapat 1.192 kotak Koin NU disebarkan kepada masyarakat. (Kendi Setiawan)

Terkait

Pemberdayaan Lainnya

Lihat Semua