Obituari

Kiai Ayip Abbas, Kecintaan kepada Rasulullah, dan Doa yang Disukai

Sab, 7 Maret 2020 | 00:20 WIB

Kiai Ayip Abbas, Kecintaan kepada Rasulullah, dan Doa yang Disukai

KH Ayip Abbas (Foto: dok keluarga)

Jakarta, NU Online
Pengasuh Buntet Pesantren, KH Ayip Abbas yang wafat Sabtu (7/3) pagi ini adalah sosok yang sangat mencintai Rasulullah, Muhammad SAW.
 
Sekretaris PP Pagar Nusa, Sastro Adi mengatakan kecintaan tersebut sungguh sangat nyata dengan sering dan rutiinya almarhum Kiai Ayip mengirimkan pesan singkat melalu aplikasi Whatsapp agar para jamaahnya rutin bershalawat.
 
"Seperti ini dari beliau kepada jamaahnya rutin dikirimnya. Assalamu Alaikum Wr Wb SHOLAWATAN Jum'at mlm Sabtu, jam 10 mlm.di kp.dukuh ds Padabeunghar kec.Pasawahan kab.Kuningan Jabar. Wassalam, AYIP ABBAS," kata Sastro Adi mengutip pesan Kiai Ayip.
 
"Begitu istiqamah dan telatennya beliau selalu mengingatkan kita tentang shalawat," imbuh Sastro Adi.
 
Selain itu, lanjut Sastro Adi, pernah pula Kiai Ayip menuliskan pesan, "Jangan lupa sholawat, jika tanpa Syafaat Kanjeng Nabi, kita bukan apa dan siapa, kita tidak akan selamat di akhirat nanti, Sholawat ya......."
 
Menurutnya, Kiai Ayip sangatlah fasih mengucapkan nama Nabi Muhammad SAW. "Beliau sangatlah fasih mengucapkan Nama محمد Muhammad huruf م nya sangat lembut, huruf ح nya sangatlah bersih terasa didada, Tasydid huruf م nya masuk dan menggetarkan langit langit di kepala dan Qalqalah huruf د nya sangat jelas tegas kembali kepada dirinya seolah menjadi ciri khas sikap beliau yang tegas jika itu memperjuangkan nilai kebenaran," papar Sastro Adi.

Pesan lainnya yang pernah dikirimkan Kiai Ayip adalah, "Jangan pernah putus shalawat, sebab yang menolong kita nanti adalah syafaat Nabi Muhammad SAW."
 
Doa yang disukai
Kiai Ayip juga memiliki doa yang paling disukai. Doa ini berasal dari sumber yang tersanad, tertulis dalam kitab Nashâihul ‘Ibâd, maha karya Syekh Nawawi al-Bantani.
 
اللّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةََ مُحَمَّدٍ  اللّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةََ مُحَمَّد
‎اللّهُمَّ سَلّمِ أُمَّةََ مُحَمَّد.  اللّهُمَّ انصُرْ أُمَّةََ مُحَمَّد
‎اللّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ اللّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ  مُحَمَّدٍ 
‎و َلِجَمِيعِ مَنْ آٰمَنَ بِك
 
Ya Allah, peliharalah (kami) umat Muhammad
Ya Allah, Kasihanilah (kami) Umat Muhammad
Ya Allah, berkatilah (kami) umat Muhammad
Ya Allah, tolonglah (kami) umat Muhammad
Ya Allah, lapangkanlah (kami) umat Muhammad
Ya Allah, Ampunilah (kami) umat Muhammad
Dan untuk semua yang beriman pada-Mu.
 
Keturunan Kesebelas Sunan Gunung Jati
KH Ayip bernama lengkap KH Arif Abbas bin KH Abdullah Abbas bin KH Abdul Jamil bin KH Muta'ad. KH Muta’ad adalah menantu Mbah Muqoyim. Adapun Mbah Muqoyim adalah Mufti Kesultanan Cirebon pada masa pemerintahan Sultan Khairuddin I atau Sultan Anom VI Muhammad Kamaroedin I, Sultan Kanoman yang mempunyai anak sultan Khairuddin II atau Sultan Anom VII Muhammad Kamaroedin II Keraton Kanoman  yang lahir pada tahun 1777.
 
KH Ayip Abbas adalah anak pertama Kiai Abdullah Abbas dari istrinya yang kedua yaitu Nyai Hajjah I’anah. Kiai Abdullah Abbas mempunyai seorang adik perempuan yaitu Nyai Hajjah Sukaenah, serta adik laki-laki yaitu KH Nahduddin Royandi.
 
Mama Kiai Muqoyim juga adalah sosok yang mendirikan Pesantren Buntet. Ia merupakan keturunan kesebelas Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
 
"Sekarang kiai sudah kembali kepada kekasihnya. Insyaallah berkumpul dengan yang beliau rindukan, junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Insyaallah khusnul khatimah, berkumpul dengan ayahnya, KH Abdullah Abbas; dan kakeknya KH Abbas Buntet Pahlawan Bangsa kita, Singa Perang Resolusi Jihad NU," harap Sastro Adi.

Kiai Ayip juga meninggalkan keshalehan ilmu bagi semua santrinya. "Ya kita semua adalah santrinya. Sugeng tindak (Selamat jalan), Kiai," tutup Sastro Adi.
 
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Abdullah Alawi