Warga Limboro Mengungsi ke Perbukitan
NU Online · Sabtu, 13 Oktober 2018 | 20:00 WIB
Palu, NU Online
Sebagian besar warga Desa Lemboro, Banawa Tengah, Kabupaten Donggala kehilangan rumah akibat gempa dan tsunami yang terjadi 28 September lalu.
Selain karena rusak dan roboh akibat getaran gempa, kerusakan rumah juga karena kampung mereka terendam air laut. Warga pun banyak yang mengungsi ke wilayah perbukitan.
Irham, seorang warga di salah satu pengungsian Desa Limboro mengatakan ada 60 KK yang mengungsi di perbukitan yang terkoordinasi olehnya. Ada lima kelompok pengungsi di Desa Limboro. Perbukitan dipilih karena berada di dataran tinggi, sehingga dianggap aman dari tsunami dan air laut yang mungkin pasang.
“Kami mengungsi karena masih takut dengan naiknya air laut, tanah kampung tenggelam, rumah juga roboh,” kata Irham kepada Tim NU Peduli, Sabtu (13/10).
Sejumlah bantuan logistik untuk memenuhu kebutuhan dasar warga diserahkan kepada warga Limboro oleh NU Peduli hari itu. Selain itu bantuan berupa terpal untuk membuat tenda sederhana juga diserahkan.
"Warga yang bekerja sebagai nelayan belum berani beraktivitas. Mereka juga belum berani kembali ke kampung," kata Anik Rifqoh dari NU Peduli.
Fenomena pengungsi di perbukitan bukan hanya di Desa Limboro. Lusiana, seorang relawan rekanan NU Peduli menyebutkan saat kunjungan ke Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Donggala, Jumat (12/10) masih terendam air. Pada saat air pasang atau sekitar pukul tiga sore, air mulai naik dan ketinggian air di wilayah ini mencapai lebih dari 1,5 meter.
Sirenja terletak di pesisir pantai barat Donggala dan banyak warga yang belum terjangkau bantuan. “Desa ini terkena tsunami, lalu tanah juga turun. Rumah tidak ditinggali karena tenggelam air pasang kalau sore,” kata Lusiana, Sabtu (13/10).
Tim NU Peduli terus melakukan penanganan bagi daerah dan warga terdampak gempa dan tsunami Sulawesi Tengah. Penanganan dalam bentuk penyaluran kebutuan dasar, pemberian terpal, layanan kesehatan. Guna memperluas jangkauan layanan, NU Peduli mendirikan pos di beberapa titik. (Kendi Setiawan)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua