Sumenep, NU Online
Sebentar lagi umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan. Hendaknya kesempatan berada di bulan mulia tersebut dimanfaatkan untuk mendalami hakikat ibadah puasa. Yakni menahan nafsu.
"Bulan puasa adalah momentum meningkatkan kebaikan dari sebelumnya," kata KH Miftachul Akhyar, Kamis (10/5) malam. Hal tersebut disampaikan Wakil Rais Aam ini saat memberikan mauidhah di Kecamatan Saronggi, Sumenep, Jawa Timur.
Agar mampu sampai kepada peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah, pengasuh Pondok Pesantren Miftahus Sunnah Surabaya tersebut mengingatkan agar menyambut Ramadhan dengan rasa gembira.
Lebih lanjut, kiai yang lebih akrab disapa Kiai Miftah ini mengemukakan bahwa puasa merupakan bagian dari peningkatan spiritual. “Karena baik ilmu umum dan ilmu agama tidak akan berjalan optimal tanpa spiritualitas,” pesannya.
Mantan Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ini berharap saat menjalankan ibadah puasa tak semata menggugurkan kewajiban. “Yakni puasa yang bukan semata menghilangkan kebiasan makan siang dan membiasakan makan sahur,” ujarnya.
Sedangkan makna terpenting dari puasa adalah kemampuan dalam menahan hawa nafsu. “Bagaimana puasa kita mampu menahan nafsu," tuturnya.
KH Miftachul Akhyar hadir sekaligus memeriahkan kegiatan istighasah sekaligus pemberian kepada yatim bersama Rijalul Ansor Sumenep.
Setidaknya ada 99 yatim yang menerima santunan. Program ini hasil kerja sama Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama Sumenep.
Tampak hadir jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sumenep serta Gerakan Pemuda Ansor beserta Banon NU setempat. Dan acara ditutup dengan doa oleh sembilan kiai yang hadir. (Mahrus/Ibnu Nawawi)