Nasional

Ustadz Bukhori ‘Sentil’ Dai Suka Mengumpat

NU Online  ·  Senin, 2 April 2018 | 15:00 WIB

Jakarta, NU Online
Salah satu fenomena yang berkembang di dunia dakwah akhir-akhir ini adalah semakin maraknya dai yang suka mengumpat dan menggunjing pihak lain yang tidak sesuai dengannya. Dalam beberapa video yang beredar misalnya, para dai seperti ini lebih banyak melakukan sumpah serapah daripada memberikan mauidhoh hasanah (nasihat yang baik).  

Menanggapi hal itu, Sekretaris Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) Ustadz Bukhori Muslim menuturkan, seharusnya seorang dai tidak boleh mengumpat dan memprovokasi pihak lain ketika menyampaikan ceramah. 

Merujuk Syekh Abdul Qadiq Jaelani, Ustadz Bukhori menyebutkan bahwa ada 3 adab melaksanakan  amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan, mencegah kemungkaran). Pertama, mengetahui perintah dan larangan. Kedua, hanya mencari ridla Allah.

“Seorang dai seharusnya membantu dan membimbing orang yang mungkar menuju arah kebaikan,” kata Ustadz Bukhori kepada NU Online, Senin (2/4). 

Ketiga, dilakukan dengan lemah lembut. Seorang dari harus berlaku ramah dan kasih sayang ketika berdakwah atau berceramah, bukan dengan marah-marah.

“Berdasarkan tiga hal ini maka seharusnya seorang dai tidak boleh mengumpat dan memprovokasi orang lain agar membenci atau memusuhi pihak lain tersebut,” jelas Dosen UIN Jakarta ini.

Menurut dia, prinsip dakwah adalah merubah keburukan dan kemungkaran menjadi kebaikan. Berdakwah dengan cara provokatif dan menjelek-jelekkan orang lain tidak akan merubah keadaan menjadi baik, justru yang ada saling membenci.

“Dakwah seperti itu tidak akan berhasil,” tegasnya.

“Kata-kata kotor tidak lah pantas terucap dari seorang dai,” lanjutnya.

Dia menambahkan, dakwah dengan cara mengumpat orang lain itu bertentangan dengan inti dakwah sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Dalam riwayatnya, Nabi Muhammad berdakwah dengan cara lemah lembut dan sejuk sehingga pihak musuh terpesona dengan nabi dan masuk Islam.

Bagi Ustadz Bukhori, seorang dai juga harus bisa membedakan berdakwah dengan cara tegas dan keras. Dakwah dengan cara kekerasan tidak akan membuahkan hasil.

“Dakwah itu untuk menyampaikan hal-hal yang tegas tapi dengan cara yang lembut, bukan dengan cara yang keras,” tutup dia. (Muchlishon)