Sragen, NU Online
Direktur NU Care-LAZISNU Syamsul Huda mengungkapkan, warga NU harus kuat secara ekonomi dan ideologi. Narasi sejarah NU membangun perekonomian umat muslim di Indonesia telah dikumandangkan oleh Hadratusyaikh Hasyim Asyari melalui maklumat untuk mengembangkan perekonomian berbasis kerakyatan.
Kala itu, pendiri NU melalui jimpitan untuk menggerakan perekenomian rakyat yang kemudian terlembagakan menjadi Nahdahtut Tujjar.
“Sejarah sudah mengembankan tugas kepada kita untuk menggerakkan ekonomi masyarakat NU,” ungkap Syamsul di hadapan peserta Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) NU Care-LAZISNU di Pondok Pesantren Walisongo, Sragen, Jawa Tengah, Senin, (29/01) petang.
Selain jimpitan, kata Syamsul, KH Mahcfudz Shiddiq juga telah melakukan terobosan dengan mendirikan koperasi di setiap tingkat pengurus cabang se-Indonesia guna pemberdayaan ekonomi masyarakat NU.
Spirit pendahululah, menjadi cambuk pengentasan masalah ekonomi yang dihadapi Nahdliyin ditugaskan kepada NU Care-LAZISNU di seluruh wilayah.
“Lembaganya (LAZISNU) memiliki tugas untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi hari ini,” tuturnya.
Salah satu optimalisasi pemberdayaan ekonomi dengan kekuatan Nahdliyin dilakukan PCNU Sragen dengan Gerakan Koin Nusantara Menuju NU Mandiri; dan MWCNU Pasirsakti, Lampung Timur dengan pendirian BMT Dana Sakti.
Gerakan tersebut merupakan solusi konkret untuk mengatasi problem umat dan menciptakan arus baru kemadirian ekonomi demi menyongsong 100 tahun NU
“Kekuatan NU di bidang ekonomi bisa diandalkan,” tandasnya. (Fadli Idris/Kendi Setiawan)