Tangerang Selatan, NU Online
Preservasi (pengawetan; pemeliharaan; penjagaan; perlindungan) terhadap naskah-naskah kuno yang masih tersebar di berbagai tempat perlu dilakukan. Agar upaya tesebut berlangsung cepat, butuh tim dan studio preservasi.
"Jika ada grup, maka bawa manuskrip ke studio yang sudah ditempatkan," kata Walid Mourad dari Hill Museum and Manuscript Library (HMML), Minnesota, Amerika Serikat pada Workshop on Preservation of Manuscripts in Southeast Asia di Hotel Santika Premiere, Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (5/7).
Walid menyampaikan materi proses pemotretan sejak Kamis (5/7) pagi hingga sore. Selain menyampaikan teori, ia juga menunjukkan cara kerja pemotretannya dengan menggunakan peralatan terbaru dan lengkap.
Adapun Salam Rassi, rekannya di HMML, pada Jumat (6/7) akan menyampaikan bagaimana mengunggah data yang sudah dipotret ke situs web. Tentu tidak asal unggah gambar saja, tetapi juga menyertai identitas naskahnya.
Kegiatan workshop tersebut diikuti oleh para pegiat naskah, dari akademisi filologi, pustakawan, hingga pemilik naskah dari wilayah Asia Tenggara. Hadir pula Dick van der Meij dari Universitas Leiden. Ia pernah menulis buku berjudul Indonesian Manuscripts from The Islands of Java, Madura, Bali, and Lombok.
DREAMSEA merupakan program yang digagas oleh Pusat Pengembangan Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Centre for The Study of Manuscript Cultures (CSMC) Universitas Hamburg, Jerman. Program ini didanai oleh Arcadia. (Syakir NF/Abdullah Alawi)