Nasional

Uniknya Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Sudan

Sen, 5 Desember 2016 | 09:00 WIB

Uniknya Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Sudan

Ilustrasi: Pawai Maulid Nabi di Sudan (© aljazeera.net)

Jakarta, NU Online
Selain oleh masyarakat muslim di Indonesia, peringatan maulid atau maulud Nabi Muhammad SAW, juga dilakukan di banyak negara.

(Baca: Maulid Nabi atau Maulud Nabi? Ini Penjelasan Kiai Said)

Salah satu  negara yang juga melaksanakan peringatan Maulid Nabi adalah Sudan. Bila di Indonesia peringatan bisa berlangsung pada hari-hari tertentu dalam kurun dua hingga tiga bulan, sedikit berbeda dari di Sudan.

Sarip Dhou, pengajar bahasa Arab di Universitas Al-Azhar Jakarta, menceritakan perbedaan tersebut kepada NU Online, seusai Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Halaman Gedung PBNU, Sabtu (2/12) lalu.

”Peringatan Maulid Nabi di Sudan berbeda dengan di Indonesia. Di Sudan, kegiatan peringatan maulid dilakukan setiap malam, dari tanggal 1-12 Rabiul Awal. Tempat pelaksanaannya di masjid di kampung-kampung,” kata pria asal Sudan yang telah beberapa tahun tinggal di Indonesia.

Sarip menambahkan bentuk kegiatan peringatan Maulid Nabi dengan berzikir, lalu membaca riwayat Nabi Muhammad SAW dalam kitab Barzanji, ceramah, dan diakhiri dengan makan bersama.

Peringatan Maulid Nabi di Sudan mencapai puncaknya pada tanggal 12 Rabiul Awal. Yaitu dengan pelaksanaan zikir, bacaan Barjanzi, ceramah, dan makan bersama. Tempat pelaksanaannya di lapangan ibu kota propinsi. Sementara untuk tingkat nasional di lapangan ibu kota negara.

Sarip yang bergelar doktor ini mengatakan puncak peringatan di lapangan ibu kota negara, lebih meriah. Di sana dipasang tenda-tenda yang setiap tendanya diisi oleh organisasi-organisasi dan tarekat-tarekat yang ada di Sudan.

“Di setiap tenda itu juga dilakukan zikir, membaca Barjanzi, dan diakhiri dengan makan bersama,” kata pria yang selama tinggal di Indonesia, sering mengikuti kegiatan NU.

Pada malam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di PBNU, Sarip datang bersama jamaah lainnya. Mereka berasal dari berbagai titik di Jakarta dan sekitarnya. (Kendi Setiawan)

(Baca juga: Dua Kisah Nyata Keajaiban pada Perayaan Maulid Nabi)