Nasional

Tujuh Strategi Jadikan Pesantren Garda Terdepan Kedaulatan Pangan

Jum, 26 Juni 2020 | 06:00 WIB

Tujuh Strategi Jadikan Pesantren Garda Terdepan Kedaulatan Pangan

Santri dan Sawah (Foto: NU Online/Syaiful Mustaqim)

Jember, NU Online
Wakil Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Imam Pituduh menyebut ada tujuh strategi yang bisa dilakukan pesantren agar menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Pertama ,menurut Kiai Imam adalah optimalisasi produksi dengan cara memberikan nilai jual lebih terhadap hasil panen sebelum dijual ke pembeli.


Kedua adalah adaptasi gaya hidup pesantren yang terkenal sederhana dan tidak berlebihan. “Gaya hidup ala santri di lingkungan pesantren dapat disalurkan kepada masyarakat kemudian menjadi kebiasaan gaya hidup sehari-hari, karena gaya hidup konsumtif berdampak besar dengan jumlah barang di pasaran,” katanya pada acara Seminar Pertanian Virtual bersama Pesantren Darul Izza Fatawi dan Universitas Jember, Senin (22/6) malam.


Strategi ketiga lanjutnya adalah dengan melakukan manajemen logistik sehingga kecukupan pangan dapat dihitung dan ditata ulang kembali.  Perhitungan hasil panen dan banyaknya masyarakat perlu diukur dan dikelola supaya tercipta kemandirian pangan sesuai yang diharapkan bersama-sama.


“Keempat adalah menjadikan pesantren sebagai pusat prediksi iklim. Ilmu falak yang terkenal khas pesantren dengan metode pembelajaran dari kitab-kitab klasik yang mencakup perubahan iklim dan benda-benda langit terbilang sudah ada sebelum teknologi datang,” bebernya.


Strategi kelima yakni dengan cara melibatkan pesantren dalam urusan keluarga, sehingga dari keluarga yang mandiri, akan terbentuk desa mandiri sampai tercipta negara mandiri dengan kedaulatan pangannya.


Strategi keenam menjamin kecukupan pangan dan kesehatan masing-masing keluarga mandiri tersebut.


“Untuk strategi ketujuh adalah teknologi pangan pesantren yang memanfaatkan teknologi sebagai media pesantren untuk mengembangkan kedaulatan pangan. Kemajuan teknologi hari ini harus dapat dimanfaatkan betul oleh pesantren,” jelasnya.


Sementara Dosen Universitas Jember Evita Hani mengatakan, kemajuan teknologi di era digital dapat dimanfaatkan petani untuk mengakses dunia pasar secara mandiri. Ia berharap generasi muda dan santri lebih tertarik untuk bertani sehingga tercipta kedaulatan pangan yang merata.


“Untuk meningkatkan rasa cinta bertani di lingkungan perguruan tinggi dan pesantren adalah dengan mendirikan ekstrakulikuler kegiatan pertanian. Pesantren yang terkenal kaya akan ilmu agama juga dapat membekali santri ahli di bidang pertanian. Contohnya sederhana dan modern yakni pertanian hidroponik,” kata Evita.


Sebagai contoh perguruan tinggi Jember mendirikan klinik pertanian yang bergerak di bidang pertanian. Hal tersebut selanjutnya membuka lebar peluang pesantren untuk berkonsultasi terkait pertanian.


Kontributor: Mochamad Ronji
Editor: Muhammad Faizin