Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Sekjen Menristekdikti) Ainun Na’im mengatakan, Menristekdikti sedang berupaya untuk meningkatkan pendidikan vokasi. Saat ini, pendidikan vokasi memiliki proporsi yang minim jika dibandingkan dengan pendidikan akademik.
Oleh karena itu, ia menerangkan, saat ini Menristekdikti memiliki perhatian lebih untuk mengembangkan dan menghidupkan kembali pendidikan vokasi. Ada tiga hal yang akan dilakukan oleh Menristekditi. Pertama, meningkatkan kualifikasi dosen. Dosen vokasi harus memiliki keterampilan yang mumpuni. Mereka harus bisa mendidik dan juga melatih anak didiknya.
“Pendidikan vokasi di bidang mesin misalnya, maka dosennya harus bisa melatih bagaimana merakit dan sebagainya,” katanya di Kantor MUI Jakarta, Rabu (23/8).
Kedua, menghubungkan sekolah vokasi dengan industri terkait. Ainun menuturkan, pendidikan vokasi seharusnya diberikan oleh sekolah vokasi dan juga industri secara bersama-sama. Selain itu, porsi latihan di sekolah vokasi ditingkatkan secara proporsional.
“Selain belajar di kelas, harus berlatih di industri. Sehingg ada istilah tiga dua satu; tiga semester di kelas, dua semester intensif di industri, dan satu semester kembali ke kelas untuk membuat laporan,” tegasnya.
Terakhir, ketiga memperbaiki infrastruktur sekolah vokasi. Kemenristekdikti juga akan melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki sarana dan prasarana sekolah vokasi.
Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang peserta didik dalam penguasaan keahlian tertentu. Pendidikan ini meliputi pendidikan diploma 1, 2, 3, dan 4. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)