Nasional

Timnas Bulutangkis Dipaksa WO di All England, PBNU: Banyak Kejanggalan dan Tak Adil

Jum, 19 Maret 2021 | 05:15 WIB

Timnas Bulutangkis Dipaksa WO di All England, PBNU: Banyak Kejanggalan dan Tak Adil

Sekjen PBNU, H Ahmad Helmy Faishal Zaini. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan sikap tidak transparan dan tidak sportif yang dilakukan penyelenggara turnamen All England 2021 di Birmingham, Inggris, sehingga atlet bulutangkis Indonesia dipaksa mundur dari kompetisi tersebut. Pemerintah diminta membantu Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI)


“Banyak kejanggalan dan informasi yang tidak terbuka sehingga keputusan untuk memaksa WO (walkover) para pebulutangkis Indonesia tampak didasarkan pertimbangan yang tidak adil sehingga sangat merugikan Indonesia,” tegas Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini, kepada NU Online, Jumat (19/3) pagi.


“Kami mendorong pemerintah Indonesia melalui Duta Besar RI di Inggris untuk melakukan upaya konkret dan membantu PBSI dalam peristiwa ini,” imbuh Helmy. 


PBNU juga menegaskan dukungan sepenuhnya kepada PBSI untuk melakukan protes sekaligus meminta penjelasan resmi dan tanggung jawab dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) terhadap keputusan penyelenggara turnamen All England 2021. 


“Dalam olahraga, kita mengenal prinsip sportivitas dan fair play. Mąką kami sangat berharap, segala keputusan harus didasarkan prinsip tersebut,” ucap Sekjen PBNU kelahiran Cirebon, 48 tahun yang lalu ini. 


Namun demikian, PBNU mengimbau kepada seluruh warga Indonesia agar dalam melakukan protes, terutama melalui media sosial, dilakukan dengan cara yang tetap menjunjung tinggi kesopanan. 


“Hindari menggunakan bahasa caci maki. Kita mencari keadilan dengan cara yang bermartabat,” ujar Helmy.


Dukungan PBNU tidak akan pernah surut kepada seluruh atlet bulutangkis yang ikut serta dalam turnamen All England 2021. Helmy memberikan motivasi dan rasa optimistis agar memperoleh hasil terbaik.


“Kepada segenap altet bulutangkis yang akut serta dalam turnemen All England 2021, kami pastikan dukungan kami tidak akan surut. Tetap semangat dan optimistis memperoleh hasil terbaik,” ucapnya. 


Kronologi tim bulutangkis Indonesia dipaksa mundur


Dikutip dari Kompas, para atlet dan tim ofisial berangkat ke Birmingham, Inggris, dengan menggunakan pesawat Turkish, pada Jumat (12/3) pekan lalu. Mereka berangkat dengan membawa hasil negatif tes swab PCR. 


Setibanya di Birmingham, Anthony Ginting dan pebulutangkis Indonesia lainnya kembali menjalani tes swab PCR dan diharuskan karantina selama 12 jam hingga hasil tes keluar. Hasilnya, mereka dinyatakan negatif.


Kemudian, mereka menggelar latihan di pusat kebugaran yang ada di Hotel Crowne Plaza Birmingham City Centre, pada Senin (15/3). Walau begitu, peserta All England 2021 termasuk tim bulutangkis Indonesia masih harus menunggu kepastian kapan dimulainya turnamen tersebut. 


BWF sempat menunda hasil jadwal pertandingan All England 2021 karena adanya keraguan terhadap sejumlah hasil tes Covid-19. Situasi itu membuat pihak penyelenggara melakukan tes ulang terhadap seluruh peserta All England, baik atlet maupun tim ofisial yang hasil tesnya diragukan.


Selanjutnya, PBSI sebagai induk bulutangkis Indonesia menginformasikan, pertandingan All England pada Rabu (17/3) diundur menjadi pukul 14.00 waktu Birmingham. Namun, PBSI menyampaikan soal kepastian jadwal pertandingan harus menunggu hasil manager meeting yang digelar lebih dulu pada pukul 10.30 waktu setempat.


Hasil manager meeting berbuah positif, setelah pihak penyelenggara memastikan semua peserta yang terindikasi Covid-19 berdasarkan hasil tes swab PCR kedua dinyatakan negatif. All England 2021 pun resmi bergulir di Utiliti Arena Birmingham, Rabu (17/3) pukul 13.30 waktu setempat atau 20.30 WIB.


Sebanyak tiga wakil Indonesia yang bertanding pun berhasil memastikan langkah ke babak 16 besar. Mereka adalah Jonatan Christie, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Satu wakil lainnya, yakni Greysia Polii/Apriyani Rahayu, juga mengamankan tiket babak kedua setelah lawannya mengundurkan diri.


Namun tim Indonesia harus menerima kenyataan pahit setelah semua peserta dinyatakan negatif Covid-19, muncul kasus di luar lingkaran All England. Kasus ini bermula dari salah satu penumpang yang berada dalam pesawat yang sama dengan pebulutangkis Indonesia terindikasi Covid-19. 


Hal itu terjadi menjelang pertandingan tiga wakil Indonesia lainnya, yakni Anthony Sinisuka Ginting, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Situasi itu membuat Anthony, Praveen/Melati, dan Fajar/Rian gagal bertanding dan status mereka berubah menjadi kalah WO.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad