Nasional

Tiap Pekan BNPT Terima Deportasi WNI dari Timur Tengah

NU Online  Ā·  Kamis, 4 Mei 2017 | 15:01 WIB

Jakarta, NU Online
Direktur Penegakan Hukum Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Toriq Triono mengatakan, setiap minggunya BNPT menerima deportasi warga negara Indonesia dari Negara-negara Timur Tengah, terutama dari Turki. Hal itu disebabkan karena mereka tidak memiliki kelengkapan dokumen seperti paspor.

ā€œSetiap Minggu kami menerima deprortasi dari Turki,ā€ kata Toriq.

Hal itu ia ungkapkan saat memberikan materi pembuka dalam acara Seminar Dampak Media Sosial Terhadap Terorisme di Auditorium Lantai 3 Gedung IASTH Universitas Indonesia Jakarta, Kamis (4/5).

Sekembalinya dari Negara Timur Tengah, jelas Toriq, mereka diasramakan di lembaga-lembaga rehabilitasi negara karena mereka sudah tidak memiliki rumah lagi. ā€œMereka jual semua untuk hijrah ke Syria,ā€ terangnya.

Toriq menambahkan, mereka yang kembali ke Indonesia mengaku kecewa karena apa yang terjadi di sana tidak sesuai dengan apa yang ada di media-media sosial. ā€œApa yang dialami di sana tidak sama dengan apa yang dipropagandakan di media sosial,ā€ urainya.

Ia menilai, lemahnya regulasi yang ada di Indonesia menjadi salah satu sebab mengapa banyak orang yang pergi ke Negara-negara Timur Tengah yang sedang berkonflik. Ia menjelaskan, Undang-Undang Indonesia hanya bisa mengawasi apa yang terjadi di media sosia dan belum bisa menjangkaunya.

ā€œUndang-Undang kita tidak bisa menjangkau. Kita hanya bisa mengawasi,ā€ tegasnya.

Oleh karena itu, Toriq menyatakan, saat ini ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi terorisme. Pertama, memperkuat regulasi. Saat ini, Undang-Undang tentang terorisme sedang diperkuat, salah satu poinnya adalah dengan melarang propaganda terorisme di media sosial.

ā€œKedua, kontra-narasi untuk menandingi narasi sempit yang disebarkan oleh para pelaku teror,ā€ pungkasnya.

Saat ini, BNPT berhasil memonitor ada sekitar lima ratus orang yang sedang berada di Syria. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)