Nasional 1 ABAD NU

Tasyakuran 1 Abad NU Digelar di Pesantren Tebuireng, Gus Kikin Berterima Kasih

Jum, 17 Februari 2023 | 06:15 WIB

Tasyakuran 1 Abad NU Digelar di Pesantren Tebuireng, Gus Kikin Berterima Kasih

Pengasuh Pesantren Tebuireng , KH Abdul Hakim Mahfudz berterima kasih kepada PBNU yang memilih Tebuireng sebagai lokasi tasyakuran 1 Abad NU. (Foto: NU Online/Syamsul Arifin)

Jombang, NU Online 
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Tasyakuran 1 Abad NU dan Doa untuk Muassis-Masyayikh NU di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis (16/2/2023) malam. Sejumlah kiai sepuh, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di Jawa Timur diundang.


Saat menyampaikan sambutan, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz berterima kasih kepada PBNU yang telah memilih Pesantren Tebuireng sebagai lokasi acara. 


"Ini momentum yang sangat langka, maka saya sangat bersyukur dilaksanakan di Tebuireng, karena syukuran berikutnya harus menunggu 1 abad lagi. Untuk itu semuanya saya sampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya," katanya di hadapan para kiai sepuh NU dan jajaran pengurus harian PBNU, dan para warga NU di Jawa Timur.


Ia berharap, forum ini menjadi wasilah (jalan) tambahnya keakraban di antara warga NU di semua level kepengurusan. Penting bagi NU menurutnya untuk terus meningkatkan ukhuwah di antara sesama.


"Mudah-mudahan ini menambah keakraban kita, memperkuat silaturahim kita. NU harus selalu menjaga silaturahim," kata kiai yang kerap siapa Gus Kikin ini.


Ukhuwah atau kebersamaan di tubuh NU menurutnya sangat penting untuk memudahkan meraih cita-cita besar NU. Gus Kikin mencontohkan ikhtiar yang dilakukan Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari saat paham Ahlussunah wal Jamaah terancam oleh paham-paham modernitas yang muncul saat itu. 


Namun demikian, dengan Kegigihan Hadratussyekh bersama para kiai dan ulama kala itu paham-paham tersebut mempu disatukan dalam wadah Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI). Di sini menurut Gus Kikin, Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari telah meletakkan satu teladan spirit kebersamaan untuk Nahdliyin yang hidup pada saat ini.

 

"Banyak organisasi-organisasi didirikan di Indonesia tapi pemikirannya berbeda-beda. Ini yang kemudian menjadi ancaman perpecahan terhadap Ahlussunnah wal Jamaah. Tapi alhamdulillah dengan ikhtiar luar biasa dari para masyayikh, auliya, pada tahun 1937 didirikan Majelis Islam A'la Indonesia yang menaungi semua organisasi itu," jelasnya.


Gus Kikin memandang bahwa di tubuh NU selalu ada contoh-contoh yang baik dan bisa dijadikan acuan di dalam mengurus NU. Tidak terkecuali tentang pentingnya para ulama terdahulu membangun kebersamaan. 


"Tahun 2023 nampaknya ada satu konsolidasi khidmah masyarakat untuk sama-sama memperkokoh di NU ini meningkat kembali. Dan mudah-mudahan nanti dengan ukhuwah yang dulu pernah terjadi di masa-masa lalu, di tahun 2023 kita semua mampu mendigdayakan NU," harapnya.


Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Kendi Setiawan