Nasional PORSENI NU

Tari Handogo Bugis Meriahkan Welcome Dinner Porseni NU 2023

Ahad, 15 Januari 2023 | 23:00 WIB

Tari Handogo Bugis Meriahkan Welcome Dinner Porseni NU 2023

Pengunjung tampak menikmati penampilan Tari Handogo Bugis saat welcome dinner Porseni NU di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (15/1/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Surakarta, NU Online

Tari Handogo Bugis turut memeriahkan welcome dinner Pekan Olahraga dan Seni Nahdlatul Ulama (Porseni NU) di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (15/1/2023).


Tari Handogo Bugis merupakan seni tari yang menceritakan peperangan antara Raden Handogo dari Kerajaan Kediri melawan Prajurit Bugis dari Kerajaan Bantar Angin di bawah pimpinan Raja Klana Sewandana.


"Kalau yang ini (tarian yang ditampilkan) itu gubahan baru, arsip lamanya itu oleh Mangkunegara V, pada Mangkunegara IX ada penggarapan baru. Pada penggarapan baru ini ada 4 pemeran, pemeran Bugisnya ada 2, Handogonya ada 2," ujar salah satu penari Tari Handogo Aminudin saat berbincang dengan NU Online selepas menampilkan Tari Handogo Bugis.

 

Ia menceritakan bahwa sebelumnya Tari Handogo Bugis pernah ditampilkan di Pameran Holistic Surabaya pada 13 Januari 2022. "Kemarin juga disajikan di Pameran Holistic di Surabaya tanggal 13, tetapi itu menggunakan format yang dulu," kata Aminudin.


Pria yang memerankan Raden Handogo tersebut mengatakan bahwa untuk menari Handogo diperankan oleh penari yang memiliki gerak tari halus, dan mengadopsi gerak tari Jawa. Sementara untuk menari Bugis mengadopsi dari gerak-gerak pencak silat.


Hal senada juga diungkapkan oleh Sriyadi yang memerankan Prajurit Bugis bahwa Tari Handogo Bugis itu mengadopsi gerak pencak silat, dan terkait format baru diganti sekitar tahun 2018.

 

"Kalau Handogo Bugis sekarang kan diganti sekitar tahun 2018, yang berempat itu. Sebelumnya memang ada tarian-tarian Bugis tetapi sudah jarang ditarikan," ujarnya.


Tari Bugis merupakan salah satu jenis tari gaya Surakarta yang termasuk dalam bentuk tari pasangan "Waktu itu ada FKN (Festival Keraton Nusantara) di bagian menginterpretasi ulang, jadi bentuknya jadi inovasi baru," tuturnya.

 

Lebih lanjut pria yang juga merupakan Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) tersebut mengatakan bahwa Tari Handogo Bugis merupakan pesan wireng, yaitu pesan yang bertemakan keprajuritan.


"Ini juga salah satunya bentuk pesan wireng, pesan wireng itu sebuah pesan yang bertemakan keprajuritan. Tari Handogo Bugis ditarikan oleh, 2, 3, 4 yang penting bertemakan keprajuritan, bisa perempuan, bisa laki-laki, bisa laki-laki dan perempuan," pungkasnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan