Tangkal Covid-19, Masjid Gus Dur Kembali Disemprot Disinfektan
NU Online · Ahad, 22 Maret 2020 | 15:45 WIB

Suasana penyemprotan disinfektan di Masjid Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, Ahad (22/3). (Foto: NU Online/Amin)
Ali Musthofa Asrori
Kontributor
Ketua DKM Masjid Gus Dur Ciganjur H Syaifullah Amin mengatakan, penyemprotan itu merupakan upaya nyata menghalau virus corona demi kenyamanan para jamaah. Apalagi masjid ini berada di wilayah Jakarta Selatan yang disebut-sebut paling tinggi terdampak virus mematikan yang menyerang saluran pernafasan itu.
“Ini bagian dari ikhtiar menjaga dan merawat rasa aman masyarakat dari wabah penyakit yang mungkin saja terjadi di sekitar masjid. Juga terhadap para jamaah dan atas masjid itu sendiri,” ujarnya kepada NU Online, Ahad sore.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya bekerja sama dengan para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Ciganjur untuk membersihkan Masjid Gus Dur. “Jadi, siang ini kami semprot lagi,” ucap Haji Amin, sapaan akrabnya.
Usai penyemprotan, dilakukan pengepelan mulai dari sisi dalam hingga ke teras sebelah kanan, kiri, depan masjid. Sebelumnya, telah diwartakan bahwa DKM Al-Munawwaroh memutuskan menggulung karpet Masjid Gus Dur yang berada persis di samping kediaman Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid ini. Setelah digulung, ubinnya pun dipel hingga bersih dan suci, Selasa (17/3).
Menurut pria asal Kudus Jawa Tengah ini, keputusan DKM menggulung karpet demi kenyamanan para jamaah yang hendak mengikuti jamaah shalat Jumat (20/3). “Kepada para jamaah, kami imbau sebaiknya tetap di rumah dan membatasi kegiatan,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi paparan corona, lanjut dia, para jamaah sebaiknya tetap di rumah. “Tidak perlu ke masjid untuk sementara waktu. Shalat Jumat bisa diganti shalat zuhur empat rakaat. Bila tetap ingin ke Masjid, sebaiknya membawa sajadah sendiri, memakai masker dan bila perlu membawa disinfektan sendiri,” ungkapnya.
Haji Amin juga mengimbau para jamaah agar menjaga jarak dengan jamaah lain dan hindari kerumunan. Tetap saling menghargai pendapat yang berbeda-beda. Tetap saling menjaga kesehatan dan persaudaraan. “Mau Jumatan monggo. Nggak juga nggak apa-apa,” ujarnya.
Menurut dia, hal terpenting sekarang ini adalah menjaga kondisi badan dan mengonsumsi asupan bergizi. “Kalau perlu minum suplemen atau vitamin agar tubuh tetap fit,” tandasnya.
Ia menambahkan, Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) HM Jusuf Kalla sebelumnya juga memberi arahan agar seluruh masjid menggulung karpet hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Pewarta: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua