Jakarta, NU Online
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengatakan, dzikir berjamaah bisa menjadi sarana memohon bimbingan kepada Allah dalam menyelesaikan segala persoalan kebangsaan. Dzikir bersama juga bisa menciptakan ketenangan dan ketentraman dalam masyarakat. Namun demikian, ia meminta siapapun yang hadir untuk dzikir bersama untu meluruskan niat.
“Baik di masjid atau luar adalah semata-mata untuk mengesakan Allah SWT bukan untuk kepentingan politik kekuasaan,” kata Kiai Cholil usai menghadiri Dzikir dan Doa Bersama Al Habib Umar Bin Hafidz di Mapolda Metro Jaya Jakarta, Selasa malam ini (17/10).
Acara tersebut dimaksudkan untuk mendoakan keselamatan bangsa Indonesia agar tetap utuh dan satu dalam bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Sebab ancaman dari luar dan dari dalam selalu ada dan nyata merongrong untuk merobek persatuan dan kesatuan,” ucapnya.
Selain itu, dzikir bersama juga digagas sebagai ajang silaturahim antara ulama yang mengajak kepada kebaikan dan pihak kepolisian yang mencegah kemungkaran. Karena itu, ia menyatakan, jika penyeru kebaikan dan pencegah kemungkaran sudah bertemu, Indonesia akan menjadi negara yang aman dan damai.
“Indonesia menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa robbun ghafur,” tuturnya.
Apalagi menjelang tahun-tahun politik, imbuh Kiai Cholil, silaturahmi antar elemen bangsa harus diperkuat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti perpecahan antar masyarakat yang tidak berkesudahan.
“Berharap semua berfikir untuk kemajuan bangsa. Meletakkan kepentingan negara melebihi dari kepentingan kelompok apalagi perorangan,” tutupnya. (Muchlishon Rochmat/Kendi Setiawan)