Tahun Baru, NU Jabar Imbau Tak Rayakan Berlebihan
NU Online · Rabu, 31 Desember 2014 | 14:37 WIB
Bandung, NU Online
Menjelang malam pergantian tahun baru 2015 yang akan berlangsung Rabu (31/12) malam, Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Rachmat Syafe’i mengimbau kepada masyarakat, supaya tidak merayakan dengan cara berhura-hura.
<>
“Kenapa umat Islam lebih senang berhura-hura pada tahun baru 1 Januari daripada tahun baru di 1 Muharram, karena budaya merayakan tahun baru masehi lebih dahulu ada daripada tahun baru Hijriyah. Budaya yang lebih dahulu itu lebih kuat dan sulit dirubah,” terang kiai Rachmat saat didatangi NU Online dikediamannya, Senin (29/12) malam.
Lebih lanjut, kiai Rachmat menjelaskan masalah menyambut tahun baru, sebetulnya berawal dari budaya, karena manusia sangat dipengaruhi oleh budaya. “Dalam sejarahnya, Agustinus Yustianus yang membuat penanggalan sehingga dahulu dirayakan dengan budaya yang jauh dari nilai-nilai agama tidak hanya Islam saja, tapi agama apa pun,” tambahnya.
Pengasuh pondok pesantren Al-Wafa’ Bandung ini menilai masyarakat muslim sekarang terlalu berlebihan dalam merayakan tahun baru. Ia menegaskan bahwa dalam pandangan Islam itu mengajarkan harapan baru pada momen tahun baru, tetapi dalam merayakan bisa sampai lupa diri karena terlalu hura-hura.
“Mengungkapkan rasa gembira saat tahun baru atau memperingati sesuatu yang didambakan itu boleh-boleh saja. Hanya berlebihan itu yang tidak boleh, sebab kalau sudah berlebihan akan lupa daratan,” tutur kiai Rachmat yang kini menggantikan posisi almarhum KH Hafidz Usman sebagai ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat.
Apalagi sekarang, lanjut dia, masyarakat harus prihatin dengan suasana saat ini karena di beberapa daerah terjadi musibah banjir, longsor, pesawat hilang, dan lain-lain.
Agar tidak berlebihan, kiai Rachmat mengingatkan umat Islam harus sadar bahwa perubahan tahun adalah ciptaan Allah untuk mengetahui jumlah umur, jumlah waktu, dan lain-lain. Hal ini perlu diingatkan karena manusia pada hakikatnya manusia di mana pun tidak terlepas dari waktu, belajar ditentukan waktu, hidup juga ditentukan oleh waktu.
Untuk itu, kiai yang juga guru besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini mengimbau kepada pemerintah dan aparat kepolisian pada malam tahun baru nanti supaya menindak tegas hal-hal yang melanggar aturan. (Muhammad Zidni Nafi’/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua