Nasional

Stunting Bisa Sasar Semua Kelas Ekonomi, Tapi...

NU Online  ·  Kamis, 22 November 2018 | 13:10 WIB

Jakarta, NU Online
Kepala Seksi Pertahanan Gizi Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Dachlan Khaerun menyebut bahwa stunting bisa menyasar ke semua tingkat ekonomi. Sebab, persoalan stunting ada pada asupan gizi.

"Stunting bisa terjadi di semua strata ekonomi, yang kaya bisa, yang miskin juga berpotensi stunting," kata Dachlan kepada NU Online seusai menjadi pembicara pada Lokakarya yang diselenggarakan PP Muslimat NU dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di Favehotel PGC Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (22/11).

Namun memang, sambung Dachlan, sampai saat ini orang miskin lebih banyak menyumbang keberadaan stunting karena ibu hamil yang ekonominya lemah susah mengakses makanan bergizi. Hal itu berbeda dengan ibu hamil dari ekonomi tinggi sehingga mempunyai akses mengkonsumsi makanan bergizi.

"Orang yang ekonomi lemah membeli makan saja susah, maka ibu hamil itu asupannya terbatas dan dia bisa menjadi ibu hamil yang kurang gizi kronis, sehingga pada saat lahir anaknya bisa mempunyai gejala-gejala stunting, seperti berat bayi lahir rendah yang itu kurang dari 2500 gram," ucapnya.

Ia mengatakan, gejala stunting itu berat badannya kurang dari 2500 gram. Sementara untuk ukuran tubuhnya kurang dari 48 cm sebagai ukuran normal bayi.

Ia juga menyoroti tentang perempuan yang hamil di usia muda. Menurutnya, seorang perempuan yang hamil dalam usia masih muda, maka kandungannya belum cukup kuat yang nantinya berisiko menghambat perkembangan janin. 

"Kalau janin terhambat, ya nanti tidak berkembang, lahirnya kecil," katanya.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan selalu mengampanyekan tentang usia pernikahan antara perempuan dan laki-laki. "Ini kemudian terus digelorakan. Nikah idealnya itu perempuan usia 21 tahun dan laki-laki umur 25 tahun," pungkasnya. (Husni Sahal/Fathoni)